Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Luar Negeri
Turki, Mevlut Cavusoglu, mengatakan ungkapan "kesetiaan" Presiden
Donald Trump terhadap Arab Saudi mencerminkan sikap tutup mata Amerika Serikat terhadap kasus pembunuhan
Jamal Khashoggi, wartawan pengkritik Raja Salman.
"Pernyataan Trump dalam satu sisi mencerminkan bahwa dia mengatakan 'Saya akan menutup mata,'" ucap Cavusoglu kepada
CNN Turki pada Jumat (23/11) seperti dikutip
AFP.
Pernyataan itu diutarakan Cavusoglu merujuk pada ucapan Trump yang bersumpah tetap akan menjadi "mitra setia" Saudi meski dirinya didesak untuk bersikap lebih keras terhadap Riyadh terkait Khashoggi.
Dukungan terhadap Saudi diutarakan Trump meski dirinya juga menganggap bahwa Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MbS) mengetahui rencana pembunuhan Khashoggi di gedung konsulat Saudi di Istanbul, Turki, pada 2 Oktober lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Cavusoglu mengatakan AS juga tak memberi tahu Turki soal rekaman percakapan antara Khashoggi dengan saudara Putra Mahkota Mohammed bin Salman yang juga menjabat sebagai duta besar Saudi di Washington, Khalid bin Salman.
Pernyataan itu dilontarkan Cavusoglu sehari setelah surat kabar Turki melaporkan bahwa Badan Intelijen Pusat AS (CIA) memiliki rekaman di mana MbS memerintahkan untuk "membungkam Khashoggi."
Dikutip
Reuters, dalam kesempatan itu, Cavusoglu juga mengatakan tidak ada alasan bagi Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, untuk bertemu MbS di sela-sela pertemuan KTT G20 di Argentina pada 30 November mendatang.
Sebelumnya, Erdogan disebut-sebut mungkin saja bertemu MbS di sela-sela KTT G20. Jika terjadi, pertemuan keduanya menjadi tatap muka pertama antara Erdogan dan MbS sejak kasus pembunuhan Khashoggi terbongkar.
Meski sempat menampik, Saudi akhirnya mengakui bahwa koresponden
The Washington Post itu tewas di dalam gedung konsulatnya. Namun, Riyadh menegaskan kerajaan tidak terlibat konspirasi pembunuhan tersebut.
Saudi menuturkan "operasi kasar" itu dilakukan oleh sejumlah pejabat intelijen di luar kewenangan mereka. Negara kerajaan itu sejauh ini telah menahan 21 tersangka.
Pembunuhan Khashoggi masih menjadi teka-teki bagi Turki, di mana kepolisian belum menemukan jasad pria 60 tahun itu.
Turki menyatakan ketidakpuasan atas cara Saudi menangani kasus Khashoggi. Ankara mengatakan akan bekerja sama dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mengusut tuntas kasus tersebut, jika hubungannya dengan Riyadh menemui jalan buntu dalam penyelesaian kasus Khashoggi.
(rds/has)