Jakarta, CNN Indonesia -- Setidaknya 85 orang tewas akibat longsor dan banjir di
Filipina yang dipicu angin tropis Usman pada akhir pekan lalu.
Direktur eksekutif badan bencana nasional Filipina, Ricardo Jalad, mengatakan bahwa kebanyakan korban tewas adalah anak-anak yang terperangkap ketika rumahnya tertimbun longsor.
Jalad juga melaporkan bahwa hingga saat ini pihaknya masih melacak keberadaan 20 orang yang dilaporkan hilang di daerah terpencil.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jika kami tak menemukan orang hilang atau kami menemukannya dalam keadaan sudah meninggal, berarti korban tewas ada 105. Kami harap itu tak terjadi," ujar Jalad kepada
Reuters, Rabu (2/1).
Angin tropis Usman itu menerjang Filipina pada akhir pekan lalu, membawa hujan lebat yang memicu longsor dan banjir di daerah Bicol dan timur Visayas.
Pemerintah lantas mendeklarasikan tiga provinsi di bawah "status bencana" agar mempermudah akses dana bantuan ke daerah tersebut.
Berpopulasi 5,8 juta, Bicol memang dilaporkan menjadi daerah yang terkena dampak bencana paling parah dengan 68 orang tewas akibat hujan deras dan longsor.
Kerugian yang diderita Bicol karena kerusakan lahan agrikultur di sana diperkirakan mencapai 342 juta peso atau setara Rp88,1 miliar.
Begitu sulit medan di Bicol, tim penyelamat bersama kepolisian dan militer harus menggunakan alat berat untuk membersihkan jalan, kemudian menaiki kapal karet ke daerah yang terkena dampak banjir.
"Matahari sudah tenggelam dan mereka hanya mengandalkan lampu darurat. Kami harap banjirnya segera surut," tutur Ronna Monzon, salah satu anggota badan bencana Bicol.
(has)