Jakarta, CNN Indonesia -- Kepolisian
Australia menangkap seorang pria berusia 48 tahun, yang diduga mengiriman sejumlah
paket mencurigakan ke beberapa kantor
kedutaan dan konsulat negara sahabat kemarin. Hal tersebut diungkapkan oleh pejabat terkait pada Kamis (10/1).
Mengutip
AFP, Kepolisian Federal Australia menyatakan membekuk pria itu di rumahnya di wilayah pedesaan negara bagian Victoria pada Rabu (9/1) malam, beberapa jam setelah sejumlah konsulat di Melbourne menerima paket mencurigakan itu.
Mereka menuding pria tersebut telah mengirim 38 paket mencurigakan ke konsulat dan kedutaan besar di Melbourne, Canberra dan Sydney.
Sejauh ini, polisi berhasil memulihkan 29 paket dan mengidentifikasi semua penerima yang dialamatkan dalam paket tersebut. Mereka menambahkan sembilan paket yang tersisa tidak mengancam masyarakat umum.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terdakwa dijadwalkan dibawa ke pengadilan Melbourne pada hari ini, untuk menghadapi pembacaan dakwaan. Dia terancam dipenjara maksimal 10 tahun.
Setelah menerima kabar paket mencurigakan tersebut, petugas tanggap darurat langsung melaju ke kantor-kantor diplomatik yang menerima paket itu.
Hingga kini, belum ada bukti yang menunjukkan paket-paket itu mengandung bahan peledak. Namun, polisi mengatakan pengujian forensik masih terus dilakukan.
Paket-paket yang diyakini bersumber dari rumah terdakwa pertama kali ditemukan di tiga konsulat dan kedutaan besar di Sydney dan Canberra.
Setelah paket ditemukan, Kementerian Luar Negeri mengirim peringatan ke seluruh kantor perwakilan diplomatik terkait paket mencurigakan yang dikirim melalui pos.
Tidak ada pola yang jelas terkait negara-negara yang menjadi target, yakni konsulat Amerika Serikat, China, Italia, India, Jepang dan Selandia Baru.
(fey/ayp)