Jakarta, CNN Indonesia -- Setelah segala kesimpangsiuran, Presiden Amerika Serikat,
Donald Trump, dan pemimpin tertinggi Korea Utara,
Kim Jong-un, dipastikan akan kembali bertemu pada akhir Februari mendatang.
Gedung Putih mengumumkan rencana pertemuan ini setelah Trump bertemu dengan orang nomor dua Korut, Kim Yong-chol, di Washington pada Jumat (18/1).
"Presiden Donald J. Trump bertemu dengan Kim Yong-chol selama satu setengah jam untuk membicarakan denuklirisasi dan pertemuan kedua yang akan digelar mendekati akhir Februari," ujar juru bicara Gedung Putih, Sarah Sanders, seperti dikutip
Reuters.
Melanjutkan pernyataannya, Sanders berkata, "Presiden sangat menanti pertemuan dengan Kim di tempat yang akan diumumkan selanjutnya."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski pertemuan lanjutan kedua pemimpin negara akhirnya mendapat kepastian, tapi sejumlah pengamat masih mempertanyakan perbedaan pendapat antara AS dan Korut mengenai makna perlucutan senjata nuklir yang selama ini menjadi pokok bahasan.
Dalam pertemuan pertama Kim dan Trump di Singapura pada pertengahan tahun lalu, keduanya sepakat untuk melakukan denuklirisasi di Semenanjung Korea.
AS menganggap denuklirisasi itu berarti Korut melucuti semua senjata nuklirnya. Namun, Korut berkeras bahwa mereka tidak akan melepaskan senjata jika AS terus melakukan provokasi, termasuk dengan sanksi.
Sementara itu, Trump berulang kali menegaskan bahwa AS tidak akan pernah mencabut sanksi atas Korut jika negara pimpinan Kim itu tak melucuti senjata nuklirnya.
Di tengah kebuntuan ini, AS dan Korut sempat menjadwalkan sejumlah pertemuan pejabat tingkat tinggi, tapi beberapa kali gagal karena situasi memanas akibat perang retorika.
Beberapa kali gagal, Kim Yong-chol akhirnya bertandang ke AS untuk bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, pada pekan ini.
Di saat bersamaan, sejumlah diplomat tinggi Korut dan AS juga mengadakan pertemuan terpisah di Stockholm, Swedia. Para peserta dua pertemuan ini mengaku telah mencapai perkembangan besar.
(has)