Jakarta, CNN Indonesia --
Korea Utara diindikasikan berupaya membangun kembali situs peluncuran roket jarak jauh Sohae setelah pertemuan antara
Kim Jong-un dan Presiden
Donald Trump pekan lalu berakhir tanpa hasil.
Center for Strategic and International Studies (CSIS) melaporkan bahwa berdasarkan citra satelit, terlihat aktivitas di tempa uji coba mesin vertikal dan struktur peluncur roket di Sohae.
Fasilitas ini merupakan lokasi peluncuran satelit Korut pada 2012 dan 2016. Saat itu, komunitas internasional menuding Korut meluncurkan satelit sebagai upaya uji coba untuk melontarkan rudal balistik antarbenua (ICBM).
"Terlepas dari kenyataan bahwa Korut tidak pernah menguji ICBM dari Sohae, sarana ini adalah situs peluncuran kendaraan ruang angkasa, persiapan peluncuran apa pun akan memerlukan berbagai aktivitas yang tidak dapat terlihat melalui pencitraan," demikian bunyi laporan CSIS yang dikutip
AFP.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, Joel Wit, direktur proyek 38 North, memperingatkan bahwa bukti itu tidak selalu "terkait dengan persiapan untuk uji coba ICBM."
Aktivitas ini tercatat dua hari setelah KTT antara Trump dan Kim berakhir tanpa kesepakatan. Peneliti CSIS pun menganggap aktivitas ini "menunjukkan cara (Korea Utara) menghadapi penolakan AS" atas permintaan keringanan sanksi mereka.
Dalam konferensi pers setelah pertemuan di Hanoi tersebut, Trump membeberkan bahwa AS sebenarnya sudah menyiapkan satu dokumen kesepakatan yang dapat ditandatangani usai konferensi tingkat tinggi dengan Kim.
[Gambas:Video CNN]Di akhir pertemuan, Trump memilih untuk tak meneken dokumen apa pun karena tidak mencapai kesepakatan mengenai denuklirisasi.
Menurut Trump, Kim menawarkan menutup sejumlah situs peluncuran rudal dan kompleks nuklir dengan timbal balik AS mencabut sanksi atas Korut.
Sementara itu, Trump ingin Korut melucuti senjata nuklirnya secara keseluruhan, baru AS dapat mencabut sanksi atas negara pimpinan Kim tersebut.
(syf/has)