Arab Saudi Klaim Cegat Lima Drone Pemberontak Yaman

CNN Indonesia
Jumat, 14 Jun 2019 13:57 WIB
Militer Arab Saudi menyatakan lima drone itu dipakai untuk menyerang Bandara Abha dekat kota Khamis Mushait.
Ilustrasi pemberontak Houthi di Yaman. (REUTERS/Anees Mahyoub)
Jakarta, CNN Indonesia -- Militer Arab Saudi menyatakan kembali berhasil mencegat lima pesawat nirawak (drone) yang dikendalikan oleh pemberontak Houthi di Yaman. Menurut mereka drone itu hendak menyerang Bandar Udara Abha pada Jumat (14/6).

"Pasukan Angkatan Udara Saudi berhasil mencegat dan menghancurkan lima pesawat nirawak yang diluncurkan oleh kelompok milisi Houthi ke bandar udara Abha dan Khamis Mushait," demikian pernyataan koalisi militer pimpinan Arab Saudi.
Insiden ini menjadi serangan kedua yang menyerang bandara di sebelah barat daya Arab Saudi itu. Pesawat nirawak tersebut memang telah diketahui menargetkan bandara Abha dan kota terdekat Khamis Mushait, tempat pangkalan udara raksasa Saudi.

Pemberontak Yaman sebelumnya sempat meluncurkan serangan rudal pada Rabu (12/6) kemarin yang mengakibatkan 26 warga sipil luka-luka.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemberontak Houthi meningkatkan serangan rudal dan kapal nirawaknya kepada Saudi.

Arab Saudi berulang kali menuduh Iran telah mempersenjatai para pemberontak dengan senjata canggih. Namun, Teheran dengan tegas membantah tuduhan tersebut.
Alhasil, pihak pasukan koalisi Saudi berkeras mengambil tindakan tegas guna mencegah aksi lanjutan para pemberontak serta melindungi warga sipil dari serangan rudal.

Konflik antara pasukan koalisi Saudi dan Pemberontak Houthi di Yaman telah menewaskan puluhan ribu jiwa yang kebanyakan adalah warga sipil. Hal ini sontak mengundang kecaman internasional dari Uni Eropa serta Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) yang menyebutnya sebagai krisis kemanusiaan terparah di dunia.

Serangan terbaru oleh pihak pemberontak ini terjadi di tengah memuncaknya ketegangan antara Amerika Serikat yang menuduh Iran berada di balik serangan yang menyerang dua kapal tanker di Teluk Oman.
Selain itu, konflik ini juga berkaitan dengan adanya campur tangan Saudi yang mendukung pemerintahan Yaman pada 2015 lalu. Presiden Yaman, Abedrabbo Mansour Hadi, yang menjabat saat itu melarikan diri ke Arab Saudi ketika kelompok pemberontak melakukan aksi pengepungan dan demonstrasi di sekitar kota Aden, Yaman. (ajw/ayp)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER