Mantan Presiden Sudan Tampil Perdana Usai Kudeta

CNN Indonesia
Senin, 17 Jun 2019 09:11 WIB
Eks Presiden Sudan, Omar al-Bashir, menghadap jaksa untuk pembacaan dakwaan kasus korupsi. Ini adalah penampilan pertamanya di hadapan publik sejak kudeta.
Eks Presiden Sudan, Omar al-Bashir, menghadap jaksa untuk pembacaan dakwaan kasus korupsi. Ini adalah penampilan pertamanya di hadapan publik sejak kudeta. (Reuters/Mohamed Nureldin Abdallah)
Jakarta, CNN Indonesia -- Mantan Presiden Sudan, Omar al-Bashir, menghadap jaksa untuk pembacaan dakwaan terkait kasus korupsi pada Minggu (16/6). Ini merupakan penampilan pertamanya di hadapan publik sejak dikudeta pada April lalu.

Berbalut jubah dan turban tradisional, Bashir menempuh perjalanan dari penjara Kober menuju kantor jaksa penuntut di Khartoum diiringi konvoi bersenjata lengkap.
Jaksa Alaeddin Dafallah mengatakan bahwa dalam pertemuan tersebut, ia menginformasikan kepada Bashir bahwa sang mantan presiden didakwa atas tuduhan "memiliki mata uang asing, korupsi, dan menerima hadiah secara ilegal."

Publik sangat menanti dakwaan terhadap Bashir ini setelah rakyat Sudan menggelar demonstrasi besar-besaran pada April lalu. Demonstrasi ini berakhir ricuh dan menelan puluhan korban jiwa.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Unjuk rasa besar itu berujung pada kudeta oleh militer. Mereka lantas membentuk dewan militer sebagai pemerintah sementara sebelum pemilu.
Wakil dewan militer Sudan, Mohamed Hamdan Dafalo, sebelumnya bersumpah akan menghukum mati pihak yang bertanggung jawab atas kematian demonstran, dengan nada menyindir Bashir.

"Kami berupaya keras untuk membawa orang yang melakukan itu ke tiang gantungan. Siapapun yang bertanggung jawab," katanya seperti dilansir AFP.

Namun kini, dewan militer sendiri diduga melakukan pembunuhan dan pemerkosaan massal terhadap ratusan demonstran.

[Gambas:Video CNN]

Perselisihan antara demonstran dan dewan militer ini bermula ketika kubu pengunjuk rasa menuntut agar transisi menuju pemerintahan sipil segera diwujudkan.

Namun, perundingan antara dewan militer dan demonstran kerap menemui jalan buntu, membuat para demonstran terus menggelar aksi di Khartoum yang ditanggapi keras oleh aparat keamanan.

Berdasarkan data dokter, setidaknya 128 orang tewas akibat demonstrasi ini. Namun, Kementerian Kesehatan Sudan menyatakan total korban tewas dalam demonstrasi ini 61 orang. (has)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER