Jakarta, CNN Indonesia -- Ratusan ribu
dokter di seluruh
India berdemonstrasi pada Senin (17/6). Mereka menuntut pemerintah memperhatikan upah yang minim, beban kerja yang tidak layak, dan mengeluhkan penganiayaan yang kerap diterima para dokter.
Seperti dilansir
Reuters, Asosiasi Medis India (IMA) menyatakan hampir seluruh anggota mereka mogok kerja dan ikut dalam unjuk rasa di seluruh rumah sakit, pusat kesehatan masyarakat, dan klinik di seluruh negeri, kecuali yang bertugas di unit gawat darurat. Mereka menyatakan menaungi lebih dari 300 ribu dokter dan dokter muda, mahasiswa kedokteran, serta paramedis.
Sekretaris Jenderal IMA, dr. RV Asokan, menyatakan salah satu tuntutan mereka adalah pemerintah merekrut lebih banyak dokter. Sebab, mereka merasa beban kerja yang ditanggung sudah di luar kewajaran.
"Beban kerja dokter sudah tidak manusiawi. Pemerintah tidak merekrut dokter dalam jumlah yang memadai," kata Asokan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akan tetapi, Asokan menyadari masalah lain di dunia kesehatan India. Problem itu adalah gaji dokter yang minim dan jam kerja yang berlebihan, serta lulusan sekolah kedokteran yang jarang membuka praktik.
Menurut Asokan, meski setiap tahun ada sekitar 10 ribu dokter muda yang lulus, tetapi tidak seluruhnya mau berpraktik. Apalagi ketika mereka dihadapkan dengan situasi harus menangani seratus pasien dalam sehari.
Kondisi itu bertambah buruk dengan sikap masyarakat terhadap dokter. Banyak petugas medis menjadi sasaran penganiayaan karena kerabat sang penyerang tidak membaik dari sakit atau malah meninggal.
Unjuk rasa besar-besaran ini dipicu aksi penyerangan di sebuah sekolah kedokteran di West Bengal pekan lalu. Menurut aparat keamanan, penyerang menganiaya tiga dokter muda hingga luka serius karena kerabat mereka meninggal saat berobat.
Lembaga persatuan dokter di West Bengal menyatakan mereka baru mau berunding dengan pemerintah setelah berunjuk rasa terkait masalah itu, dengan syarat diliput media massa.
(ayp/ayp)