Jakarta, CNN Indonesia -- Aparat
India menangkap lebih dari 500 orang pengunjuk rasa yang berujung kericuhan di Kota Coimbatore pada Rabu (19/6) lalu. Para penduduk yang berdemonstrasi memprotes pemerintah setempat karena dianggap gagal menanggulangi
kekeringan yang melanda wilayah itu.
Seperti dilansir
CNN, Jumat (21/6), salah satu sumber air di Kota Coimbatore, Dauanu Puzhal, saat ini kering kerontang. Padahal dari citra satelit pada 15 Juni 2018, danau itu masih penuh dengan air.
Di Kota Chennai juga tidak jauh berbeda. Warga setempat mengalami kesulitan mendapatkan air bersih karena sumur-sumur di rumah mereka kering.
Ketika mengantre air bersih di kamar mandi umum sesama warga kerap berkelahi. Apalagi ketika datang truk tangki air gratis. Partai Dravida Munnetra Kazhagam (DMK) yang menjadi oposisi di Negara Bagian Tamil Nadu mengajak penduduk setempat berunjuk rasa pada 22 Juni, memprotes pemerintah karena dianggap gagal mencegah kekeringan dan tidak punya kebijakan menghadapi krisis air.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kekeringan di India memang kerap terjadi dan biasanya kota-kota kecil yang terlebih dulu mengalaminya. Namun, saat kondisi itu terjadi di Chennai yang dianggap menjadi kota keenam terbesar di negara itu membuat penduduk setempat terkejut.
Diduga hal itu diakibatkan perubahan iklim, gelombang panas dan perencanaan kota yang kurang memadai.
Kondisi di India mirip dengan Indonesia, yakni mengandalkan air tanah langsung untuk kebutuhan sehari-hari, dan bukan dari pipa jaringan. Karena hal itu dilakukan bertahun-tahun, maka terjadi penurunan muka air tanah.
Ketika terjadi kekeringan dan mereka hendak mencari sumber air di saluran umum, ternyata tidak bisa dimanfaatkan. Sebab, aliran air itu menjadi satu dengan saluran pembuangan kota.
[Gambas:Video CNN] (ayp/ayp)