Jakarta, CNN Indonesia -- Dua pria bersenjata di selatan
Filipina dilaporkan
membunuh seorang
wartawan radio, Eduardo Dizon. Peristiwa itu terjadi saat korban sedang dalam perjalan pulang usai mengisi acara berita harian, Kamis (11/7).
Juru bicara Kepolisian Filipina, Bernard Banac, menuturkan pria 58 tahun itu ditembak di Kota Kidapawan, 954 kilometer dari selatan Manila. Pelaku menembaknya sebanyak lima kali, terlihat dari luka di tubuh korban.
Banac menuturkan Dizon ditembak ketika mengemudi kendaraannya. Dua pria bersenjata dengan sepeda motor tiba-tiba mendekati samping mobil Dizon dan melepaskan tembakan.
Dilansir
The Straits Times, Persatuan Wartawan Nasional Filipina menuturkan Dizon merupakan jurnalis ke-13 yang tewas dibunuh sejak 2015 lalu di bawah pemerintahan Presiden Rodrigo Duterte.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski tidak ada informasi yang menyebutkan alasan pembunuhan, tetapi rekan-rekan sejawat menyebutkan Dizon kerap mengulas perkara korupsi dan maladministrasi dalam program radionya.
Filipina selama ini memang dikenal sebagai salah satu tempat paling berbahaya bagi jurnalis dan kelompok-kelompok yang menjunjung kebebasan pers, termasuk Komite Perlindungan Jurnalis yang bermarkas di New York.
Pada 2009, sebanyak 32 pekerja media termasuk di antara lebih dari 50 orang yang tewas dalam sebuah konvoi politikus setempat. Insiden itu terjadi ketika iring-iringan itu ingin bergabung dalam sebuah demonstrasi di selatan Mindanao.
[Gambas:Video CNN]Hingga kini, sang pelaku disebut masih dalam proses persidangan.
(rds/ayp)