Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden
Chile Sebastian Pinera dilaporkan telah menandatangani rancangan undang-undang untuk menghapus undang-undang lama yang memberikan batasan terhadap
kejahatan seksual yang melibatkan anak-anak pada Kamis (11/7).
Penandatanganan ini dilakukan di tengah maraknya aksi pelecehan seksual yang dilakukan oleh pastor serta para rohaniwan Katolik di sejumlah gereja Katolik di Chile yang diklaim mencapai lebih dari 200 korban.
"Mulai hari ini, dengan berlalunya waktu tidak akan pernah menjadi kaki tangan bagi mereka yang melecehkan anak-anak kita, ataupun aliansi dari impunitas," kata Pinera dikutip dari
Reuters, Jumat (12/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
UU baru yang telah diajukan sejak tahun 2010 itu akan menghapuskan kekebalan hukum (impunitas) bagi para pelaku pelecehan di mana pada kasus-kasus sebelumnya, UU lama memberikan kekebalan dan batasan bagi tersangka, antara lima hingga 10 tahun tergantung dari jenis kejahatan yang terjadi.
UU baru ini akan diterapkan bagi segala aksi kejahatan seksual, pemerkosaan, pornografi serta prostitusi yang melibatkan anak di bawah umur dan remaja.
Dengan peresmian UU baru ini, Presiden Pinera menghidupkan kembali RUU yang hampir berusia satu dekade pada tahun lalu itu.
Keputusan ini dikeluarkan setelah kunjungan yang dilakukan Paus Fransiskus ke negara Amerika Selatan di mana mulai muncul sejumlah tuduhan akan pelecehan seksual yang dilakukan pihak gereja dan sekarang tengah diselidiki oleh jaksa penuntut.
Sementara itu, Kementerian Layanan Publik Chile melaporkan bahwa pihaknya sedang melakukan penyelidikan terhadap lebih dari 150 kasus pelecehan seksual yang melibatkan Gereja Katolik di Chile serta kasus lain yang ditutup-tutupi.
[Gambas:Video CNN] (ajw/dea)