Jakarta, CNN Indonesia -- Tiga orang tersangka pembunuhan seorang
wartawan sekaligus narablog asal
Malta,
Daphne Caruana Galizia, baru direncanakan diajukan ke persidangan. Namun, proses hukum di negara itu dianggap berlarut-larut karena perkara ini sudah berjalan hampir dua tahun.
Ketiga tersangka itu adalah kakak beradik Alfred dan George Degiorgio serta Vince Muscat yang saat ini berusia sekitar 50 tahun. Mereka ditangkap pada Desember 2017 lalu, dua bulan setelah kejadian.
Seperti dilansir
AFP, Rabu (17/7), kabar itu dikonfirmasi oleh Kementerian Kehakiman Malta yang disampaikan pada Selasa lalu. Kini, jaksa penuntut umum memiliki waktu 20 bulan untuk menetapkan tanggal pasti persidangan tersebut.
Sementara, para pakar hukum justru pesimis dengan niat aparat penegak hukum Malta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pekan lalu, pemerintahan yang dipimpin Perdana Menteri Malta, Joseph Muscat, atas rekomendasi Dewan Eropa, memerintahkan penyelidikan publik apakah insiden pada 16 Oktober 2017 lalu dapat dicegah.
Usai insiden pembunuhan Galizia, Malta meminta para ahli dari Amerika Serikat dan Belanda untuk membantu proses penyelidikan.
Galizia disebut sebagai jurnalis investigasi Malta yang mengulas dugaan korupsi yang Muscat beserta keluarga dan beberapa tokoh politik lainnya.
Setelah insiden itu, anak-anak Galizia menuntut Muscat untuk mengundurkan diri dari jabatannya. Mereka menuduh perdana menteri Malta itu telah membiarkan dirinya dikelilingi oleh penjahat, menciptakan budaya impunitas, serta mengubah Malta menjadi "pulau mafia."
Para tersangka yang bakal diadili itu juga dianggap hanya pada tingkat algojo atau eksekutor. Sedangkan dalang yang berniat dan menyediakan anggaran sampai saat ini belum terungkap.
Galizia meninggal karena ledakan bom mobil yang diletakkan di kendaraannya. Insiden itu terjadi tidak jauh dari kediamannya dan disaksikan salah satu anaknya.
[Gambas:Video CNN]Malta saat ini dikenal sebagai salah satu negara surga pajak dan pencucian uang.
(ajw/ayp)