Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan Listrik
Jepang (TEPCO) menyatakan bakal menutup salah satu pembangkit listrik tenaga
nuklir mereka, Daini, di Prefektur
Fukushima. Letaknya hanya beberapa mil di selatan PLTN Daiichi yang ditutup karena rusak dan menyebarkan radiasi akibat gempa bumi dan tsunami pada 11 Maret 2011 silam.
Seperti dilansir
Reuters, Kamis (25/7), PLTN Daini juga sebenarnya nyaris rusak akibat gempa delapan tahun silam. Namun, perangkat pendingin reaktor saat itu masih berfungsi dengan menggunakan tenaga cadangan.
Meski tidak mengalami kerusakan, pemerintah daerah Fukushima tidak mengizinkan fasilitas itu terus dioperasikan.
Presiden TEPCO, Tomoaki Kobayakawa, menyatakan akan bertemu dengan gubernur Fukushima untuk menyampaikan rencana itu. Setelah itu dewan komisaris bakal memutuskan rencana penutupan itu dalam rapat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan keputusan menutup PLTN Daini, kini TEPCO hanya punya satu pembangkit listrik bertenaga nuklir yakni Kawazaki Kariwa. Namun, fasilitas itu kini juga sedang diperbaiki untuk menyesuaikan standar keamanan baru berkaca dari insiden PLTN Daiichi. Di sisi lain, penduduk setempat menolak jika PLTN itu dioperasikan kembali.
Saat ini ada 33 PLTN yang masih beroperasi di seantero Jepang. Padahal sebelum gempa dan tsunami pada 2011 tercatat ada 54 PLTN.
Sejumlah perusahaan listrik swasta Jepang memutuskan menutup PLTN yang sudah uzur karena mereka harus merogoh kocek cukup dalam jika harus melakukan pemugaran supaya sesuai dengan standar keamanan terkini. Aturan itu ditetapkan selepas insiden meledaknya PLTN Chernobyl di Pripyat, Ukraina, pada 1986 saat negara itu masih menjadi bagian dari Uni Soviet.
Gempa Lindu juga merusak sistem pendinginan enam reaktor PLTN Daiichi dan membuat seluruhnya meleleh sehingga radiasi menyebar. Akibat kejadian itu, 152 penduduk terdampak radiasi nuklir.
Lebih dari 160 ribu orang mengungsi akibat bencana nuklir terburuk dalam seperempat abad terakhir.
(ayp)