Jakarta, CNN Indonesia -- Korban tewas dalam tanah longsor yang mengubur sebuah desa di barat daya China bertambah menjadi 29 orang, menurut media pemerintah, dengan 22 orang masih hilang beberapa hari setelah bencana melanda.
Kantor berita resmi Xinhua mengatakan pada Sabtu (27/7) malam bahwa 40 orang telah diselamatkan dari lokasi di daerah Shuicheng, provinsi Guizhou, menurut perintah penyelamatan darurat setempat.
Semburan lumpur tebal mengubur 21 rumah di tanah longsor pada hari Selasa (23/7), dan stasiun televisi negara bagian, CCTV, menyiarkan rekaman pekerja penyelamat yang berusaha menjangkau para korban melalui gundukan tanah yang besar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dua anak dan seorang ibu dengan bayi termasuk di antara mereka yang tewas.
Xinhua mengatakan sebuah sekolah setempat telah didirikan sebagai pusat medis dan penyelamatan darurat, dengan "beberapa tim penyelamat dan para ahli" masih mencari mereka yang hilang.
Pemerintah telah mengalokasikan 30 juta yuan (sekitar Rp61 miliar) untuk upaya pencarian dan penyelamatan di provinsi itu, lapor Xinhua, serta relokasi para korban.
Tanah longsor sering menjadi ancaman bahaya di daerah pedesaan dan pegunungan di China, terutama setelah hujan lebat, dan negara itu telah mengalami banjir parah tahun ini.
Pada Agustus 2017, setidaknya 30 orang tewas dalam dua bencana tanah longsor di provinsi pedesaan Guizhou.
[Gambas:Video CNN] (afp/ard)