Jakarta, CNN Indonesia -- Kepolisian
Thailand memperluas penyelidikan terkait rentetan ledakan
bom pada pekan lalu yang terjadi di Ibu Kota
Bangkok. Menurut mereka insiden itu diduga bermotif politis.
"Saya meyakini kejadian ini terkait dengan politik. Sekitar 80 sampai 90 persen kasus bom sebelumnya terkait dengan politik, dan kami ingin mencari siapa dalangnya," kata Kepala Kepolisian Thailand, Chaktip Chaijinda, seperti dilansir
Reuters, Kamis (8/8).
Meski demikian, Chaijinda tidak membeberkan alasan mendasar yang membuatnya meyakini peristiwa itu terkait dengan urusan politik. Apalagi Wakil Perdana Menteri Thailand, Prawit Wongsuwan, lebih dulu menyatakan kelompok pemberontak di selatan Thailand adalah dalang peristiwa itu.
Menurut informasi aparat keamanan, ada sembilan bom yang meledak di Bangkok pada Jumat pekan lalu. Akibat ledakan itu empat orang terluka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat itu Thailand tengah menjadi tuan rumah Konferensi Menteri Luar Negeri Asosiasi Negara-Negara Asia Tenggara (ASEAN).
Menurut polisi itu, bom rakitan itu dipicu oleh jam yang dihubungkan dengan penyimpan daya (power bank).
Hingga saat ini polisi menangkap 10 orang yang diduga terlibat dalam insiden ledakan bom itu. Sebanyak tujuh di antaranya adalah pelajar sekolah teknik menengah.
Sedangkan dua tersangka lainnya, Lu-ai Sae-nage dan Wildon Maha, ditangkap polisi karena dituduh menjadi pelaku ancaman bom palsu pada Jumat pekan lalu. Keduanya bermukim di Provinsi Narathiwat yang menjadi salah satu daerah basis pemberontak.
[Gambas:Video CNN]Provinsi Narathiwat yang berpenduduk mayoritas etnis Melayu dan Muslim sudah bergolak lebih dari satu dasawarsa. Dalam pemberontakan itu dilaporkan sudah lebih dari 7,000 orang meninggal, baik dari pihak pemeluk Buddha dan Muslim.
(ayp/ayp)