Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah
Libanon mengecam serangan pesawat nirawak (drone)
Israel pada Minggu (25/8) kemarin, yang diduga menargetkan markas organisasi massa Syiah,
Hizbullah, di Ibu Kota Beirut. Situasi ini dikhawatirkan bisa membuat gejolak di kawasan dan memicu konflik lanjutan di Timur Tengah.
"Agresi ini adalah bentuk ancaman terhadap kestabilan kawasan dan untuk membuat situasi semakin panas," kata Perdana Menteri Libanon, Saad Hariri, seperti dilansir
AFP, Senin (26/8).
"Dua drone milik Israel menerobos wilayah udara Libanon di sebelah selatan kawasan pinggiran Beirut. Satu jatuh dan lainnya meledak di udara, dan serpihannya merusak sejumlah bangunan," kata perwakilan Angkatan Darat Libanon.
Hizbullah dan Israel terakhir berperang pada 2006. Juru Bicara Hizbullah, Mohamed Afif, berkeras mereka tidak menembak jatuh drone Israel.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Afif, salah satu drone yang jatuh merusak bangunan pusat informasi Hizbullah.
"Drone itu membawa roket dan meledak sehingga membuat bangunan itu rusak parah. Serpihan kaca juga membuat sejumlah orang terluka," kata Afif.
Pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, memperingatkan akan membalas serangan Israel. Presiden Libanon, Michel Aoun, yang merupakan sekutu Hizbullah menyatakan kejadian itu diduga hendak merusak keamanan dan perdamaian di Libanon dan Timur Tengah.
Israel MembantahJuru Bicara Angkatan Bersenjata Israel, Jonathan Conricus, membantah
drone yang jatuh di Beirut adalah milik mereka. Dia justru mengatakan pesawat nirawak itu adalah milik Iran yang diterbangkan dari Damaskus, Suriah untuk menyerang Israel.
"Kami menyerang markas pasukan Quds (pasukan elit Korps Garda Revolusi Iran) dan milisi Syiah," kata Conricus.
Menurut Conricus, mereka melakukan itu karena mendapat informasi Iran akan menyerang Israel dari Suriah. Menurut dia, Iran sudah tiga kali meluncurkan roket dan rudal ke arah Israel dari Suriah pada 2018.
Conricus menyatakan serangan
drone bunuh diri itu diklaim merupakan taktik baru Iran.
"Kami sudah mengintai pergerakan pasukan Quds selama beberapa pekan," ujar Conricus.
Sejak Perang Suriah meletus pada 2011, Israel sudah berulang kali menyerang. Mereka beralasan sasarannya adalah markas pasukan Iran di Suriah.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, memuji aksi militer itu.
[Gambas:Video CNN]"Iran tidak punya kekebalan. Pasukan kami menggelar operasi di seluruh sisi melawan serangan Iran," kata Netanyahu.
(ayp/ayp)