Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah
India menyatakan sekitar 500 insiden protes terjadi di wilayah
Kashmir sejak Perdana Menteri Narendra Modi mencabut status otonomi wilayah sengketa itu pada awal Agustus. Sebagian besar demonstrasi dikabarkan berlangsung rusuh dan melukai ratusan orang.
Seorang pejabat senior India mengatakan setidaknya 100 warga sipil, 300 personel polisi, dan 100 pasukan paramiliter terluka dalam serangkaian protes tersebut.
"Jumlah insiden protes bisa jauh lebih tinggi dan lebih besar tanpa blokade dari aparat. Kemarahan dan pembangkangan publik terus meningkat," kata pejabat itu kepada
AFP pada Rabu (28/8).
Sumber tersebut menuturkan otoritas India terus berupaya membendung demo dan kekerasan yang hingga saat ini belum berhasil meredam protes.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Situasi yang tak kunjung membaik di Kashmir ini disebut membuat sejumlah aparat keamanan India mulai resah.
Pencabutan status istimewa Kashmir dilakukan menyusul bentrok antara tentara India dan kelompok militan di wilayah itu sekitar akhir Juli lalu. Insiden itu menewaskan empat personel India dan tiga anggota militan.
Sejak itu, India membatasi pergerakan warga di Kashmir, wilayah yang memiliki mayoritas penduduk Muslim. New Delhi bahkan sempat menerapkan jam malam hingga mencabut akses komunikasi dan internet di wilayah bergejolak itu.
Sumber tersebut menuturkan pemblokiran internet dan sambungan komunikasi di Kashmir membuat pasukan keamanan India kesulitan mendapatkan informasi tentang situasi dan kondisi di desa-desa di wilayah itu.
Seorang reporter
AFP di Kota Srinagar, kota terbesar di Jammu dan Kashmir, mengatakan warga menolak beraktivitas seperti biasa sebagai bentuk aksi protes.
Meski otoritas telah membuka sejumlah toko dan sekolah di Kashmir, para pelajar masih enggan bersekolah. Para pedagang juga memilih untuk tetap menutup toko-tokonya sampai situasi benar-benar kondusif.
Setidaknya 4.000 orang telah ditahan di Kashmir sejauh ini termasuk pengusaha, akademisi, aktivis, hingga politikus lokal. Namun, beberapa tahanan dilaporkan telah dibebaskan.
[Gambas:Video CNN]Secara terpisah, seorang sumber lainnya menuturkan setidaknya 1.350 pengunjuk rasa yang digambarkan polisi sebagai "pelempar batu" saat demo juga sudah diciduk sejak 5 Agustus lalu.
(rds/ayp)