Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil presiden partai Asosiasi China
Malaysia (MCA), Ti Lian Ker, menganggap presiden Parti Keadilan Rakyat (PKR),
Anwar Ibrahim, karena mengubah sikap terkait dai kontroversial,
Zakir Naik.
Ti mengatakan bahwa Anwar dan Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia, Syed Saddiq, munafik karena mengubah sikap mengenai Zakir demi meraup dukungan dari kaum Muslim dan Melayu.
Awalnya, Anwar dan Syed mengecam Zakir karena melontarkan komentar bernada rasial. Namun kemudian, Anwar dan Syed mengajak masyarakat melupakan kesalahan Zakir setelah dai tersebut minta maaf.
"Semua menunjukkan bahwa mereka munafik dan mengambil sikap populis ketika itu menguntungkan mereka, terperangkap dalam realitas politik akan kebutuhan untuk meraup suara lebih banyak," ujar Ti kepada
Free Malaysia Today.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Ti, sikap Syed dan Anwar selaku presiden partai terbesar dalam koalisi penguasa, Pakatan Harapan, "sangat hina" karena sebelumnya kedua pejabat itu sangat menentang pernyataan Zakir.
"Saya pikir sekarang ini, banyak orang menyadari kepentingan politikus-politikus Pakatan Harapan yang sebenarnya, yang sebelumnya selalu menyembunyikan sentimen populis. Jika ada tes, mereka akan gagal dan prinsip mereka runtuh," ucap Ti.
Kisruh Zakir ini bermula ketika dai itu menyebut umat Hindu sebagai minoritas di Malaysia memiliki "hak seratus kali lipat" ketimbang Muslim yang juga merupakan minoritas di India.
Selain itu, dai asal India itu juga pernah menyatakan etnis China di Malaysia hanya "tamu" dan seharusnya dipulangkan ke negara asalnya.
Masalah ras dan agama sendiri merupakan isu sensitif di Malaysia, di mana Muslim menjadi mayoritas dengan porsi 60 persen dari total 32 juta warga.
Akibat pernyataan ini, Zakir diperiksa kepolisian hingga dua kali. Ia pun dilarang memberikan ceramah di seluruh pelosok Malaysia.
Sejumlah menteri, termasuk Syed, juga mendesak Perdana Menteri Mahathir Mohamad untuk mencabut status penduduk tetap Zakir.
[Gambas:Video CNN]Namun, Mahathir mengatakan bahwa Zakir tak dapat dikembalikan ke India karena ada ketakutan ia bakal dibunuh di sana.
Zakir memang menjadi buronan di India sejak 2016 lalu, ketika aparat membuka penyelidikan terkait pencucian uang dan ujaran kebencian yang memicu ekstremisme.
(has)