Megawati: Perdamaian Korea Perlu Diupayakan Lebih Keras

PDI Perjuangan | CNN Indonesia
Jumat, 30 Agu 2019 18:37 WIB
Megawati Soekarnoputri menyatakan perdamaian Korsel dan Korut harus dilanjutkan lewat kesepakatan kerja sama di berbagai sektor dan disepakati oleh kedua pihak.
Megawati Soekarnoputri menyatakan perdamaian Korsel dan Korut harus dilanjutkan lewat kesepakatan kerja sama di berbagai sektor dan disepakati oleh kedua pihak. (CNN Indonesia/Feri Agus Setyawan)
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri menyatakan perdamaian Korea Selatan (Korsel) dan Korea Utara (Korut) harus dilanjutkan dengan upaya lebih keras melalui kesepakatan-kesepakatan baru dalam bentuk kerja sama di berbagai sektor kehidupan.

Hal tersebut dikatakannya usai Pemimpin Korsel Moon Jae-In dan Pemimpin Korut Kim Jong-un bermufakat untuk menandatangani Deklarasi Panmunjom untuk Perdamaian, Kemakmuran, dan Unifikasi Semenanjung Korea.

"Perjuangan selanjutnya adalah mengkristalisasikan perdamaian sebagai alat untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup rakyat," ujar Megawati ketika berpidato di DMZ International Forum for Peace Economy di Lotte Hotel, Seoul, Kamis (29/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dirinya berharap setelah perdamaian Semenanjung Korea tercapai, dapat segera terlaksana pula sebuah kesepakatan baru yang diikuti langkah-langkah konkret kerjasama antar dua negara.

"Di dalam sebuah kapasitas perdamaian yang sudah dimulai, sebaiknya diberi kesempatan antara pemimpin Korut dan Korsel, berdua sebagai saudara, melakukan pertemuan-pertemuan agar ini bisa dapat dirumuskan lebih baik," kata Megawati.

Baginya, kerja sama yang dilakukan bukan kerja sama ekonomi pragmatis yang sempit. Melainkan cakupan kerja sama yang luas di berbagai bidang, termasuk lingkungan hidup, pendidikan, dan kebudayaan dalam kerangka industrialisasi di era digital.

Dirinya mengusulkan pula agar ada perumusan dan kesepakatan terkait strategi, kebijakan, dan langkah-langkah untuk menyikapi permasalahan global. Seperti ancaman radikalisme yang menggunakan isu agama dan identitas, fundamentalisme pasar dan isu perang dagang, kejahatan keuangan, narkotika, HIV/AIDS, perlindungan terhadap perempuan dan anak dari kekerasan dan ancaman perdagangan manusia.

"Serta yang tak bisa kita lupakan saat ini adalah isu perubahan iklim dan pencemaran lingkungan," ujar Ketua Umum DPP PDI Perjuangan itu. (fef)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER