Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyetujui sanksi terhadap para pemimpin Turki. AS akan menerapkan kembali tarif baja dan mengakhiri negosiasi perdagangan untuk memprotes aksi ofensif Ankara ke Suriah.
"Saya sepenuhnya siap untuk menghancurkan ekonomi Turki dengan cepat jika para pemimpin Turki terus menempuh jalan berbahaya dan destruktif ini," tulisnya di Twitter, Selasa (15/ 10).
Turki bersama milisi Tentara Pembebasan Suriah (FSA) menggempur wilayah yang dikuasai milisi Kurdi sejak beberapa hari lalu. Kelompok Kurdi merasa AS mengkhianati mereka setelah saling membantu dan melindungi saat berperang melawan ISIS dan FSA.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berkaitan dengan masalah ini, Presiden Prancis Emmanuel Macron menggelar rapat darurat pada Minggu malam waktu setempat khusus membahas serangan Turki ke wilayah Kurdi. Dia menyatakan akan menggandeng Jerman untuk mencari jalan keluar supaya konflik itu segera berhenti.
Saat menyampaikan pernyataan bersama Kanselir Jerman, Angela Merkel, Macron menyatakan serangan Turki membuat masalah kemanusiaan baru di Suriah dan berisiko membuka celah untuk kebangkitan ISIS.
Merkel mendesak Turki untuk segera menghentikan serangan itu. Meski demikian, dia bisa memaklumi sikap itu karena Turki memiliki penilaian tersendiri terhadap persoalan keamanan, tetapi tetap harus dicari jalan keluar lain demi perdamaian.
Merkel dilaporkan sudah menelepon Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, pada Minggu malam waktu setempat membahas masalah itu. Jerman dan Prancis juga memutuskan menghentikan penjualan senjata kepada Turki.
Turki menganggap kelompok Kurdi adalah separatis dan teroris, karena ingin membuat negara sendiri di wilayah timur dan selatan dekat perbatasan Suriah dan Irak. Maka dari itu mereka memutuskan menyerang kelompok Kurdi.
Selama ini milisi Kurdi yang berada di Suriah dan membentuk organisasi Pejuang Demokratik Suriah (SDF) dikenal loyal terhadap Assad. Mereka adalah salah milisi yang berperang melawan pemberontak FSA dan ISIS.
ISIS dilaporkan juga turut menyerang milisi SDF. Mereka diperkirakan berencana membebaskan ribuan pengikutnya yang ditahan di kamp penampungan yang dijaga pasukan Kurdi
(age)