Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Pertahanan
Amerika Serikat, Mark Esper, menyatakan bakal menarik sekitar 1000 pasukan yang diterjunkan di
Suriah dalam waktu dekat. Dia menyatakan tidak ingin terjebak di tengah konflik antara etnis
Kurdi dan
Turki.
"Pasukan AS sepertinya akan terjebak dua angkatan bersenjata yang saling mengerahkan pasukan dan situasi yang berbahaya. Kami akan mulai memulangkan pasukan secepat dan seaman mungkin," kata Esper seperti dilansir
Associated Press, Senin (14/10).
Sekitar 1000 pasukan AS saat ini masih berada di Suriah. Mereka bersekutu dengan milisi Kurdi yang membentuk Pasukan Demokratik Suriah (SDF) untuk melawan kelompok radikal Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemungkinan besar mereka sementara akan dipindahkan ke markas pasukan AS di Tanf, dekat perbatasan Yordania.
Banyak pihak mengkritik langkah Presiden Donald Trump menarik pasukan di Suriah sebagai bentuk pengkhianatan terhadap Kurdi. Namun, Esper punya pendapat lain.
"Kurdi adalah mitra yang baik. Namun, di saat yang bersamaan pasukan kita tidak ditugaskan untuk melawan Turki," ujar Esper.
Milisi Kurdi dilaporkan meminta bantuan kepada Presiden Suriah, Bashar al-Assad, untuk menghadapi serbuan pasukan Turki. Assad dilaporkan mengerahkan pasukan ke kawasan utara yang menjadi medan perang antara pasukan Turki dan milisi Kurdi.
[Gambas:Video CNN]Saat ini pasukan Suriah dilaporkan mendekat ke kota Kobani dan Manbij. Tadinya wilayah itu dikuasai kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), yang kemudian direbut milisi Kurdi dan pasukan AS.
Kemungkinan pasukan Iran dan Rusia yang berada di Suriah juga dikerahkan dan terlibat perang dengan Turki.
Turki bersama milisi Tentara Pembebasan Suriah (FSA) menggempur wilayah yang dikuasai milisi Kurdi sejak lima hari lalu. Kelompok Kurdi merasa AS mengkhianati mereka setelah saling membantu dan melindungi saat berperang melawan ISIS, dan FSA.
Turki menganggap kelompok Kurdi adalah separatis dan teroris, karena ingin membuat negara sendiri di wilayah timur dan selatan dekat perbatasan Suriah dan Irak. Maka dari itu mereka memutuskan menyerang kelompok Kurdi.
Selama ini milisi Kurdi yang berada di Suriah dan membentuk organisasi Pejuang Demokratik Suriah (SDF) dikenal loyal terhadap Assad. Mereka adalah salah milisi yang berperang melawan pemberontak FSA dan ISIS.
ISIS dilaporkan juga turut menyerang milisi SDF. Mereka diperkirakan berencana membebaskan ribuan pengikutnya yang ditahan di kamp penampungan yang dijaga pasukan Kurdi.
(ayp/ayp)