Jakarta, CNN Indonesia --
China mengonfirmasi bahwa
kapal induk mereka telah berlayar di Selat
Taiwan dalam rangka melakukan latihan dan uji coba "rutin".
Kapal induk tersebut merupakan yang pertama dibuat oleh China sendiri meski bukan yang perdana dimiliki Negeri Tirai Bambu.
Juru bicara angkatan laut China, Cheng Dewei, menuturkan kapal induk itu berlayar di Selat Taiwan pada Minggu (17/11) sebelum menuju Laut China Selatan "untuk melakukan uji coba riset ilmu pengetahuan dan latihan rutin."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Cheng menuturkan pelayaran itu merupakan "praktik normal" untuk menguji coba kapal baru.
"Pelayaran itu tidak bertujuan menargetkan target spesifik mana pun dan tidak ada hubungannya dengan situasi saat ini," kata Chen di Beijing pada Senin (18/11).
Kapak induk buatan lokal itu belum memiliki nama. Dikutip
AFP, China dilaporkan juga akan menambah fitur daya tembak besar pada kapal itu setelah alat utama sistem pertahanan itu resmi beroperasi.
[Gambas:Video CNN]Pelayaran itu dilakukan China ketika relasinya dengan Taiwan terus merenggang. Pelayaran juga dilakukan menjelang pemilihan umum Taiwan pada Januari mendatang.
Taiwan memprotes keras pelayaran kapal induk tersebut. Menteri Luar Negeri Taiwan, Joseph Wu, menuding China berupaya mengintimidasi rakyat Taiwan dan ikut campur dalam pesta demokrasi negaranya.
"Rakyat dan pemilih tidak akan terintimidasi!" kata Wu melalui kicauan di Twitter.
Sementara itu, Kementerian Pertahanan Taiwan meyakinkan masyarakat bahwa pemerintah telah mengerahkan kapal dan pesawat intai untuk melacak serta memonitor pergerakan kapal induk China tersebut.
Kemhan Taiwan menuturkan bahwa kapal-kapal militer Amerika Serikat dan Jepang juga ikut memantau pergerakan kapal induk itu selama berlayar di Selat Taiwan.
Relasi antara China dan Taiwan memang terus merenggang, terutama setelah Presiden Taiwan Tsai Ing-wen berkuasa sejak 2016 lalu.
Tsai merupakan Presiden Taiwan yang pro-demokrasi. Ia bahkan dengan lantang mengupayakan Taiwan merdeka dari China.
Sementara itu, China menganggap Taiwan merupakan wilayah pembangkang yang ingin memisahkan diri dari pemerintahan Presiden Xi Jinping.
Sejak Tsai berkuasa, China terus memperkuat tekanan terhadap Taiwan baik secara diplomatik maupun ekonomi.
Beijing bahkan tak segan memutus hubungan bilateral dengan suatu negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan China tapi di saat bersamaan juga menjalin relasi dekat dengan Taiwan.
(rds/dea)