Jakarta, CNN Indonesia -- Otoritas
Meksiko mengatakan pihaknya telah menangkap tujuh terduga pelaku serangan yang menewaskan sembilan perempuan dan anak-anak dari komunitas Mormon. Salah satu di antaranya disebut kepala polisi setempat.
Dilansir
AFP, tiga terduga dilaporkan ditangkap pada Kamis (26/12) lalu. Ketiganya diduga turut bertanggung jawab atas serangan terencana itu.
Sementara penangkapan terhadap empat orang lainnya tidak diungkapkan secara jelas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kasus penembakan terhadap komunitas Mormon pada awal November lalu mencuat setelah tindak kekerasan yang dipacu oleh kartel narkoba di Meksiko.
Di samping itu diketahui ada upaya Presiden Andres Manuel Lopez Obrador dalam mengendalikan penjualan narkoba.
[Gambas:Video CNN]
Anggota kartel narkoba Meksiko diduga menyergap rombongan komunitas Mormon dari Arizona ketika melintasi jalan perbatasan di dekat negara bagian Chihuahua dan Sonora.
Serangan terhadap komunitas Mormon bukan pertama kali terjadi. Pada 2009 lalu, Benjamin LeBaron, seorang aktivis anti-kejahatan dinyatakan tewas dalam sebuah serangan di wilayah tersebut.
Komunitas Mormon Amerika di utara Meksiko terdiri dari keturunan Mormon yang telah meninggalkan AS pada abad ke-19. Hal ini membuat banyak di antara mereka memiliki kewarganegaraan ganda, Meksiko dan AS.
Kelompok teror terhadap komunitas Marmon sempat mencuri perhatian Presiden AS Donald Trump yang sempat berencana memasukkan mereka sebagai teroris. Namun Trump kemudian urung melakukan hal itu atas dasar permintaan dari Presiden Meksiko, Andres Manuel Lopez Obrador.
Trump mengatakan penundaan langkah memasukkan pelaku teror sebagai teroris karena menghormati Obrador.
"Kami sementara akan menunda penunjukan ini dan meningkatkan upaya untuk berurusan dengan tegas dengan organisasi jahat yang terus berkembang ini!" cuit Trump melalui Twitter pribadinya.
(evn)