Taliban Makin Gencar Menyerang di Musim Dingin

CNN Indonesia
Kamis, 02 Jan 2020 17:42 WIB
Milisi Taliban kembali menyerang pasukan Afghanistan para Rabu (1/1) kemarin. Sebanyak 23 prajurit meninggal dalam kejadian tersebut.
Ilustrasi pasukan Afghanistan. (AFP PHOTO / NOORULLAH SHIRZADA)
Jakarta, CNN Indonesia -- Memasuki musim dingin, anggota kelompok Taliban kembali menggelar serangkaian serangan terhadap pasukan Afghanistan para Rabu (1/1) kemarin. Alhasil, 23 prajurit meninggal dalam kejadian tersebut.

Seperti dilansir AFP, Kamis (2/1), insiden itu terjadi di tiga lokasi. Yakni di Provinsi Balkh, Provinsi Kunduz, dan Provinsi Takhar.


Di Balkh, milisi Taliban menyerang pos pemeriksaan di jalan utama yang menghubungkan dengan Provinsi Jawezjan. Menurut Kepala Kepolisian Balkh, Ajmal Fayez, tujuh polisi meninggal dalam kejadian tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fayez menyatakan sudah mengirim petugas tambahan ke lokasi kejadian.

Akan tetapi, juru bicara Taliban menyatakan jumlah korban meninggal dalam serangan tersebut mencapai 11 orang. Sedangkan menurut anggota dewan setempat, Afzal Hadid, korban tewas dalam insiden tersebut mencapai sembilan orang, dan empat orang hilang.

"Kami belum mengetahui apakan empat polisi ini membantu serangan atau malah ditangkap Taliban," kata Hadid.

Terpisah, milisi Taliban juga menyerang sebuah pos tentara di Kunduz. Dalam kejadian itu sebanyak sembilan tentara meninggal.

[Gambas:Video CNN]

Milisi Taliban juga menyerang sebuah pos jaga dekat perbatasan Tajikistan di Darqad, Takhar. Sebanyak tujuh prajurit dan 11 milisi tewas dalam baku tembak.

Memasuki musim dingin kali ini Taliban sepertinya justru semakin gencar menyerang pasukan Afghanistan dan Amerika Serikat. Apalagi kabar soal gencatan senjata dibantah oleh mereka.

AS menetapkan sejumlah syarat kepada Taliban dalam proses perundingan damai. Yakni menjamin ketertiban umum serta hak-hak kaum perempuan, menjamin kebebasan berpendapat, pengubahan undang-undang dasar, dan berjanji tidak akan menjadikan Afghanistan sebagai tempat persembunyian kelompok ekstremis.

Sebagai gantinya, AS akan menarik sekitar 12 ribu pasukan mereka secara bertahap dan mengakhiri perang yang sudah berlangsung selama 18 tahun. Perang itu sampai saat ini merupakan yang terlama yang dilakoni AS.

Taliban menganggap Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani, sebagai boneka AS dan tidak mengakui pemerintahannya. Apalagi saat ini hasil penghitungan suara pemilihan presiden Afghanistan tak kunjung selesai yang menimbulkan kecurigaan soal kecurangan.


Ada kemungkinan Ghani akan kembali berkuasa. Jika AS sudah lebih dulu menarik pasukan, ada kekhawatiran Afghanistan akan kembali jatuh ke dalam perang saudara antara para panglima perang dan Taliban.

Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan jumlah korban tewas dan terluka dalam perang Afghanistan selama satu dasawarsa sudah mencapai 100 ribu orang.

Warga sipil yang tewas dalam konflik Afghanistan tahun lalu tercatat mencapai 3,804 orang, termasuk 927 anak-anak.

Proses perundingan antara AS dan Taliban terhenti sejak September lalu. Penyebabnya adalah Presiden AS, Donald Trump, memutuskan membatalkan sepihak karena serangan Taliban di Ibu Kota Kabul menyebabkan seorang prajurit AS meninggal. (ayp/ayp)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER