Jakarta, CNN Indonesia --
Bandara Internasional Ninoy Aquino di Manila, Filipina menunda seluruh penerbangan dari dan menuju negara tersebut pada Minggu (12/1). Penundaan ini dilakukan menyusul kenaikan status
Gunung Berapi Taal di Pulau Luzon,
Filipina dari Siaga 2 ke Siaga 3.
Institut Vulkanologi dan Seismologi Filipina (
Philippine Institute of Volcanology and Seismology/PHIVOLCS) meningkatkan status Gunung Berapi Taal karena ada peningkatan aktivitas vulkanik dan letusan kuat yang memunculkan abu sepanjang satu kilometer. Peningkatan status terjadi dalam kurun waktu satu jam terakhir.
"Karena letusan Gunung Berapi Taal, semua penerbangan, baik kedatangan dan keberangkatan sekarang ditahan," ungkap Otoritas Bandara Ninoy Aquino dalam akun Twitter resmi, Minggu (12/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bersamaan dengan penundaan tersebut, otoritas bandara meminta penumpang segera berkomunikasi dengan maskapai penerbangan masing-masing. Begitu pula dengan maskapai kepada para penumpang.
"Penumpang disarankan untuk berkoordinasi dengan maskapai penerbangan masing-masing untuk pembaruan penerbangan," tulis otoritas.
Dikutip dari
CNN Filipina, peningkatan status Gunung Berapi Taal memunculkan keresahan terkait gerakan magma di dalam gunung yang terakhir kali meletus pada 1977 itu. Untuk itu, PHIVOLCS merokomendasikan agar penduduk Pulau Taal Volcano dan Batangas segera mengevakuasi diri.
"Magma mengganggu dari bawah. Jika pada akhirnya ini akan terus naik, maka akan ada erupsi magmatik yang lebih berbahaya," kata petugas yang bertanggung jawab di PHIVOLCS Renato Soldium kepada
CNN Filipina.
Juru Bicara Dewan Manajemen Bencana dan Pengurangan Risiko Nasional Mark Timbal mengatakan evakuasi sedang berlangsung di tiga kota terdekat gunung berapi, yaitu San Nicolas, Balete, dan Talisay.
[Gambas:Video CNN]PHIVOLCS mengatakan curah hujan juga dialami di sektor barat daya Taal, meliputi Kota Tagaytay, Laguna, Cavite, dan Muntinlupa. Sementara Departemen Kesehatan Filipina memberi peringatan soal bahaya paparan abu yang dapat mengganggu kesehatan.
Departemen Kesehatan menyarankan masyarakat untuk tinggal di dalam rumah dan menggunakan masker debu dan kacamata untuk perlindungan ketika pergi ke luar.
(uli/sfr)