Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah lima negara yang warganya menjadi korban
pesawat maskapai Ukraine International Airlines yang jatuh akibat tertembak rudal usai lepas landas dari Bandara Internasional Imam Khomeini, Teheran pada 8 Januari lalu menuntut
Iran untuk bertanggung jawab penuh.
Mereka juga meminta Iran menanggung seluruh ganti rugi dan santunan kepada keluarga korban.
Seperti dilansir
Associated Press, Jumat (17/1), permintaan itu disampaikan dalam pertemuan di London, Inggris pada Kamis kemarin. Menteri Luar Negeri dari Afghanistan, Kanada, Inggris, Swedia dan Ukraina mendesak Iran juga membuka penyelidikan kejadian tersebut dengan menyeluruh, mandiri, terbuka dan menggandeng pihak-pihak asing yang berkompeten. Selain itu, mereka menuntut proses hukum terhadap para pelaku dilakukan dengan transparan dan tidak memihak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami di sini menuntut keterbukaan, pertanggungjawaban, dan keadilan untuk para korban," kata Menteri Luar Negeri Kanada, Francois-Philippe Champagne.
Pertemuan itu juga diikuti Menlu Ukraina Vadym Prystaiko, Menlu Swedia Ann Linde, Pelaksana Tugas Menlu Afghanistan Idrees Zaman, Menlu Inggris Dominic Raab dan Menteri Urusan Timur Tengah Inggris Andrew Murrison.
Sebanyak 176 orang meninggal dalam kejadian tersebut. Mereka terdiri dari 57 warga Kanada, 11 warga Ukraina, 17 warga Swedia, empat warga Afghanistan dan empat orang berkewarganegaraan Inggris dan Iran.
Champagne memuji langkah Iran yang mengakui keliru. Namun, kata dia, hal itu juga menimbulkan tanggung jawab lain.
[Gambas:Video CNN]Iran saat ini mengundang Ukraina, Kanada, Amerika Serikat dan Prancis untuk mengikuti proses penyelidikan kecelakaan tersebut. Sebab, pesawat Boeing 737 yang jatuh dibuat di AS, sedangkan mesinnya diproduksi oleh perusahaan konsorsium AS-Prancis.
Kanada sampai saat ini tidak mempunyai perwakilan diplomatik di Iran, meminta diberi status khusus dalam proses penyelidikan. Menurut Menteri Perhubungan Kanada, Marc Garneau, dua penyelidik mereka akan dikirim ke Iran.
Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, mengatakan jika pertikaian Amerika Serikat dengan Iran yang menyebabkan tensi di Timur Tengah meninggi tidak terjadi, maka kemungkinan 176 awak dan penumpang yang ada di pesawat itu masih hidup hari ini.
Seluruh penumpang dan awak pesawat Boeing 737 nomor penerbangan PS752 yang nahas itu berencana menuju Kanada. Mereka terdiri dari mahasiswa, pasangan suami istri yang baru menikah, dokter, orang tua dan anak berusia satu tahun.
(ayp/ayp)