Trump Bela Diri Soal Pemecatan Perwira Saksi Pemakzulan

CNN Indonesia
Senin, 10 Feb 2020 03:21 WIB
Presiden AS Donald Trump berdalih pemecatan terhadap perwira militer yang bersaksi di sidang pemakzulan dilakukan karena masalah loyalitas dan penilaian.
Presiden AS Donald Trump memecat dua anak buah yang jadi saksi di sidang pemakzulannya. (JEFF KOWALSKY / AFP)
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Amerika Serikat Donald Trump membela keputusannya untuk memecat seorang perwira militer yang menjadi saksi memberatkan dalam proses pemakzulannya di Kongres AS sambil mengungkap keburukan sang perwira.

Diketahui, Letnan Kolonel Alexander Vindman yang bekerja di Dewan Keamanan Nasional sebagai ahli di Ukraina, dikawal keluar dari Gedung Putih, Jumat (8/2).

Pengacaranya menyebut tindakan itu sebagai tindakan balas dendam Trump karena Vindman sempat menjadi saksi yang memberatkan dalam sidang pemakzulannya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Berita Palsu @CNN & MSDNC terus berbicara tentang 'Letnan Kolonel' Vindman seolah-olah saya cuma harus memikirkan betapa luar biasanya dia," kicau Trump dalam akun Twitter-nya.

"Sebenarnya, saya tidak mengenalnya, tidak pernah berbicara dengannya, atau bertemu dengannya (saya tidak percaya!) Tetapi, dia sangat tidak patuh, melaporkan isi dari panggilan telepon saya yang 'sempurna' secara tidak benar," dia menambahkan, sambil merujuk pada perbincangannya dengan Presiden Ukraina.

Vindman diketahui hadir saat Trump menelpon Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan memintanya untuk membuka penyelidikan terhadap pesaing politiknya dalam Pilpres AS, Joe Biden, 25 Juli 2019.

Kubu Partai Demokrat di DPR kemudian memproses sidang pemakzulan Trump dengan tuduhan penyalahgunaan kekuasaan dan perintangan penyelidikan Kongres terkait panggilan telepon itu.

[Gambas:Video CNN]
Vindman kemudian dipanggil oleh DPR untuk didengar kesaksiannya. Saat itu, perwira kelahiran Ukraina tersebut mengatakan tindakan Trump "tidak patut."

Kesaksian itu membantu DPR untuk menyudutkan Trump dan menjadi presiden AS ketiga yang pernah diproses pemakzulannya.

Trump pun mengklaim seorang atasan Vindman secara terbuka mengatakan bahwa perwira yang kini dikembalikan ke Departemen Pertahanan AS itu bermasalah dalam hal penilaian, kepatuhan terhadap rantai komando dan menyimpan informasi.

"Dengan kata lain, KELUAR," cetusnya.

Pengacara Vindman David Pressman menyebut cuitan Trump itu sebagai "serangkaian pernyataan yang jelas salah tentang Letnan Kolonel Vindman."

"Mereka mempermasalahkan catatan personil yang jelas dan keseluruhan catatan pemakzulan yang sangat disadari oleh Presiden," katanya dalam sebuah pernyataan kepada media AS.

"Sementara orang yang paling berkuasa di dunia melanjutkan kampanye intimidasinya, sementara terlalu banyak orang yang dipercaya dengan jabatan politik terus diam, Letnan Kolonel Vindman melanjutkan pelayanannya kepada negara sebagai anggota militer yang aktif dan memiliki tanda jasa," lanjut dia.

Selain Vindman, Gordon Sondland, duta besar AS untuk Uni Eropa yang juga bersaksi melawan Trump, pada Jumat (8/2) mengaku segera dikembalikan ke negaranya.

[Gambas:Video CNN]
Senator dari Partai Demokrat Jack Reed, yang juga anggota Komite Angkatan Bersenjata di Senat AS, mengecam pribadi Trump yang gundah dan penuh dendam.

"Dengan memecat Letnan Kolonel Vindman dan Duta Besar Sondland seperti ini, Pemerintah Trump mengisyaratkan tidak akan mentolerir orang yang mengatakan hal yang sebenarnya," katanya dalam sebuah pernyataan.

"Ini adalah momen berbahaya bagi demokrasi kita dan lembaga-lembaga non-partisan yang bertugas mempertahankannya dan menegakkan hukum," tutup Reed.

(afp/arh)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER