Jakarta, CNN Indonesia -- Mantan diplomat
Korea Utara yang membelot, Thae Yong Ho, mengumumkan pencalonan diri untuk mengikuti pemilihan legislatif di
Korea Selatan.
Thae merupakan anggota partai oposisi pemerintah, Partai Kebebasan Korea (LKP). Menurut dia, pencalonan dalam pemilihan legislatif menunjukkan kebebasan demokrasi yang sebenarnya di rumah barunya itu.
Selain itu, Thae mengatakan kemenangan di pemilihan nanti bisa memotivasi warga Korea Utara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ketika warga Korea utara dan para pejabatnya melihat The Yong Ho yang pernah menjabat sebagai diplomat Korea utara bisa terpilih di Korea Selatan, kita akan melaju satu langkah lebih dekat untuk mencapai reunifikasi sebenarnya yang selama ini kita harapkan," kata Thae di Seoul pada Selasa (11/2) seperti dikutip dari
AFP.
Media lokal Korea Selatan melaporkan para pejabat LKP merekomendasikan Thae untuk mencalonkan diri mewakili konstituen distrik Gangnam, salah satu kawasan elite di Negeri Ginseng.
Kedudukan LKP di parlemen saat ini memberikan Thae peluang kuat untuk dapat menang dalam pemilihan yang akan digelar 15 April mendatang. Ia akan menjadi mantan pejabat Korea Utara pertama yang menjabat sebagai anggota di Majelis Nasional Korea Selatan jika menang pemilihan pada April mendatang.
[Gambas:Video CNN]Thae merupakan mantan wakil duta besar Korea Utara untuk Inggris. Ia kabur ke Korea Selatan pada Agustus 2016 lalu karena kecewa dengan rezim Korea Utara dan tak ingin membuat keluarganya "hidup dengan menyedihkan" di negara otoriter itu.
Thae merupakan pejabat Korea Utara dengan peringkat paling tinggi pertama yang membelot ke Korea Selatan.
Sejak tinggal di negara barunya itu, Thae menjadi sosok yang terkenal lantaran kerap mengkritik rezim Korea Utara.
Ia juga tak segan mengkritik pendekatan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in yang ingin memperbaiki relasi dengan Korea Utara.
"Kebijakan dovish Presiden Moon tentang Korea Utara dan reunifikasi saat ini menuju arah yang salah," kata Thae.
Thae mengklaim ia paham betul rezim dan sistem Korea Utara. Ia lantas menawarkan pendekatan yang "realistis" dalam menghadapi mantan negaranya itu.
"Saya tahu tentang rezim dan sistem Korea Utara secara lebih luas dan dalam melebihi siapa pun," ucap dia.
Sebanyak 33 ribu warga Korea Utara membelot ke Korea Selatan selama dua dekade terakhir.
Sebelum Thae, seorang pembelot Korea Utara juga pernah menjadi anggota parlemen Korea Selatan dari LKP. Ia adalah Cho Myung-chul yang merupakan seorang akademisi yang tak memiliki jabatan apa pun di pemerintahan Korea Utara.
(rds/dea)