Karantina dan Pembatasan PerjalananMeski belum ada kasus virus corona yang terkonfirmasi, Myanmar dan Laos menyatakan telah mengambil serangkaian langkah pencegahan virus Covid-19 masuk, salah satunya pembatasan perjalanan bagi pendatang asing.
Dikutip
The Straits Times, Myanmar dan Laos telah menerapkan
lockdown atau penutupan perbatasan darat, menutup seluruh sekolah, dan mempersiapkan rumah sakit lengkap dengan fasilitas kesehatan pendukung jika sewaktu-waktu ada kasus corona terkonfirmasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Myanmar juga telah memerintahkan karantina wajib di bawah pengawasan pemerintah bagi seluruh pendatang terutama dari negara dengan kasus virus corona terbanyak seperti China, Korea Selatan, Italia, Iran, Prancis, Spanyol, dan Jerman. Para pendatang, termasuk warga Myanmar, dari negara-negara itu juga berada dalam pengawasan ketat pemerintah.
Selain itu, para pendatang dari luar negeri juga wajib menunjukkan sertifikat medis yang menyatakan mereka tak memiliki gejala penyakit pernapasan akut.
"Kami paham bahwa negara kami bisa terpapar Covid-19 kapan saja. Kami telah memeriksa orang-orang yang datang dari setiap bandara, pos perbatasan, dan memang sampai saat ini kami tidak menemukan (orang positif corona), tapi kami terus bersiaga," kata juru bicara Kemenkes Myanmar, Dokter Khin Khin Gyi, kepada
Straits Times.Sementara itu, Laos juga telah menutup semua sekolah, tempat-tempat hiburan, dan menetapkan area karantina selama 14 hari bagi pendatang dari negara berisiko.
Perwakilan Badan Kesehatan Dunia (WHO) di Laos, Dokter Reiko Tsuyuoka, melihat bahwa negara pemerintahan Presiden Bounnhang Vorachith itu sudah siap menghadapi virus corona jika wabah tersebut masuk.
"Jika nanti Covid-19 masuk ke Laos, saya kira kami akan mengetahui hal itu dengan cepat," kata Tsuyuoka.
Kementerian Kesehatan Laos mengklaim berkat bantuan WHO dan mitra lainnya, pemerintah telah "mengembangkan sistem kuat untuk mendeteksi dan merespons ancaman kesehatan."
Tsuyuoka juga menganggap Laos telah memiliki beberapa laboratorium bagus dan jaringan epidemiologis terlatih yang tersebar di seluruh negeri.
Meski begitu, Tsuyuoka mengaku bahwa Laos memiliki alat pemeriksaan Covid-19 terbatas sehingga sejauh ini negara tersebut melakukan tes corona terhadap orang-orang tertentu, seperti yang memiliki gejala dan telah menjalin kontak atau kemungkinan terpapar virus corona.
 Foto: CNNIndonesia/Basith Subastian |
(rds/evn)