Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang ulama senior
Iran, Ayatollah Hashem Bathayi Golpayegani, yang berusia 78 tahun menjadi korban meninggal kesekian setelah terinfeksi
virus corona (Covid-19).
Seperti dilansir
AFP, Selasa (17/3), mendiang Golpayegani adalah salah satu anggota Majelis Pakar yang terdiri dari 88 orang. Tugasnya menunjuk dan mengawasi Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei.
Menurut kantor berita Iran,
IRNA, Golpayegani meninggal dua hari setelah dinyatakan positif mengidap virus corona. Dia wafat di rumah sakit pada Senin (16/3) kemarin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seorang aktivis politik dan ekonomi Iran, Fariborz Rais-Dana, juga meninggal usai terinfeksi virus corona kemarin.
Pakar ekonomi lulusan Sekolah Ekonomi London itu sedang dipenjara akibat divonis bersalah menyebarkan propaganda menentang sistem pemerintahan Iran.
Sampai hari ini dilaporkan sudah 853 orang meninggal akibat terkena virus corona di Iran. Sementara jumlah total keseluruhan kasus infeksi mencapai 14.991 orang.
"Saya berharap seluruh penduduk menyikapi virus ini dengan serius dan tidak bepergian ke provinsi lain," kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan Iran, Kianoush Jahanpour.
Sebanyak 12 pejabat dan politikus Iran meninggal usai terjangkit virus corona. Sedangkan 13 petinggi negara lainnya di Iran dikarantina.
Belum lockdownSampai saat ini pemerintah Iran belum memberlakukan kebijakan isolasi total (
lockdown) untuk mencegah penyebaran virus corona. Mereka hanya memerintahkan menutup sementara seluruh sekolah, menunda pelaksanaan kegiatan yang melibatkan keramaian, dan melarang penduduk bepergian untuk memperingati Tahun Baru Nowrouz.
Iran juga untuk sementara meniadakan salat Jumat serta menutup parlemen. Di samping itu, sebanyak 83 ribu napi diizinkan keluar sementara dari penjara untuk mencegah penyebaran virus di dalam lapas.
[Gambas:Video CNN]Meski begitu, kebijakan tersebut dinilai belum efektif karena jumlah kasus infeksi dan korban meninggal terus meningkat. Menurut Kemenkes Iran, banyak pasien baru menampakkan gejala Covid-19 beberapa hari setelah terinfeksi.
"Kami diminta untuk tetap berada di rumah, tetapi bagaimana mungkin jika lembaga pemerintah tetap buka," kata Kepala Rumah Sakit Universitas Shahid Beheshti di Teheran, Alireza Zali.
Presiden Iran, Hassan Rouhani, meyakini wabah virus corona segera berlalu.
"Dengan izin Allah S.W.T., tahun ini akan menjadi sejarah, yakni ketika kita memenangkan peperangan terhadap virus berbahaya," kata Rouhani dalam telekonferensi dengan satuan tugas anti-virus corona.
Sampai saat ini kasus virus corona di Iran terbanyak berada di Provinsi Teheran. Disusul Isfahan, Mazandaran, Khorasan Razavi, dan Kota Qom.
Kota Qom adalah tempat di mana kasus pertama infeksi virus corona di Iran terjadi.
(ayp)