Rakyat Tunisia Turun ke Jalan Protes Lockdown Virus Corona

CNN Indonesia
Rabu, 01 Apr 2020 04:15 WIB
Rakyat Tunisia turun ke jalan menentang lockdown yang dilakukan pemerintah demi meredam virus corona karena telah mengganggu kehidupan mereka.
Ilustrasi Tunisia. Istockphoto/IdealPhoto30).
Jakarta, CNN Indonesia -- Ratusan warga Tunisia berdemonstrasi di sebuah distrik kelas pekerja di ibu kota pada Selasa (31/3) memprotes penguncian atau lockdown yang dilakukan pemerintah demi mencegah penyebarluasan wabah virus corona selama seminggu belakangan ini.

Protes mereka lakukan karena lockdown tersebut  berdampak pada kehidupan orang miskin. "Nevermind virus corona, kami akan mati juga! Mari kita bekerja!" teriak seorang pemrotes seperti dikutip dari AFP, Rabu (1/4).

"Biarkan saya setidaknya membawa pulang roti untuk anak-anak saya," kata tukang batu dalam unjuk rasa tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di daerah miskin seperti Mnilha dan Ettadhamen di pinggiran ibukota Tunisia, fasilitas kesehatan terbatas. Banyak orang di situ yang bekerja sebagai pekerja harian.


Semenjak lockdown dilakukan, mereka tidak memiliki penghasilan. "Aku belum bekerja dalam 15 hari," kata seorang wanita bernama Sabiha.

Tunisia secara resmi melaporkan 312 kasus infeksi virus corona sejak 2 Maret. Sepuluh dari kasus infeksi tersebut berakhir dengan kematian.

Tak hanya itu, wabah tersebut juga telah menghentikan kegiatan di sektor pariwisata yang menjadi andalan ekonomi utama bagi Tunisia. Akibat penyebaran tersebut pemerintah setempat menutup kegiatan bisnis dan lainnya sejak 4 Maret lalu.

Awalnya penutupan dijadwalkan hanya akan dilakukan sampai 4 April. Tapi kebijakan tersebut diperpanjang selama 15 hari pada Selasa malam kemarin.

Untuk mengantisipasi dampak lockdown yang dilakukan, Perdana Menteri Elyes Fakhfakh pada 21 Maret lalu telah mengumumkan akan menggelontorkan paket bantuan ekonomi 150 juta dinar (US$ 52 juta).

Paket bantuan akan diberikan ke masyarakat yang terkena dampak paling parah akibat virus tersebut. Pada Senin (30/3) kemarin, kementerian urusan sosial Tunisia mengumumkan bahwa pencairan bantuan akan dilakukan dari 21 Maret hingga 6 April.

Pengumuman tersebut menyebabkan masyarakat menyerbu kantor pemerintah daerah untuk mendaftar. Pengumuman juga memicu kemarahan masyarakat.

Pada hari Senin, warga yang marah berbaris ke kantor pemerintah setempat untuk menuntut pembayaran kesejahteraan dan izin untuk meninggalkan rumah mereka. Beberapa bahkan memblokir jalan dan membakar ban.

[Gambas:Video CNN]

(afp/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER