Jakarta, CNN Indonesia --
Nigeria tak luput dari pandemi
virus corona yang hingga kini kasusnya telah mencapai 860.696 di lebih dari 160 negara di seluruh dunia. Hingga saat ini Nigeria melaporkan 135 kasus Covid-19 dengan tiga kematian dan sembilan pasien yang dinyatakan sembuh.
Oluaseun Ayodeji Osowobi merupakan salah satu pasien yang sempat divonis positif terinfeksi virus corona.
Osowabi merupakan salah satu dari lima pasien yang diizinkan pulang dari pusat karantina oleh Kementerian Kesehatan Nigeria di Lagos pada Senin (30/3). Sebelum dinyatakan sembuh, Osowabi mengaku sempat terpikirkan akan mati lantaran mengidap Covid-19.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perempuan berusia 29 tahun dinyatakan positif terinfeksi virus corona setelah menghadiri perayaan tahunan Commonwealth Day di Westminster Abbey, London, Inggris pada 9 Maret lalu.
Saat kembali pulang ke Lagos, ia merasakan sakit dan menghubungi layanan publik yang menangani Covid-19, Pusat Pengendalian Penyakit Nigeria (NCDC) untuk dilakukan pengetesan virus corona.
Hasil tes menyatakan Osowobi positif terinfeksi virus corona. Ia kemudian dibawa menggunakan ambulans ke tempat karantina Pusat Penyakit Infeksi di Rumah Sakit Mainland di Yaba, pinggir kota Lagos.
Di lokasi tersebut disiapkan pusat isolasi khusus pasien Covid-19. Pusat karantina ini juga dilengkapi rumah sakit luar ruangan dan tenda untuk mengantisipasi lonjakan kasus virus corona.
Perempuan yang bekerja untuk lembaga nonprofit yang mengadvokasi kekerasan seksual dan layanan psikologi itu mengaku berada di pusat karantina membuatnya merasa kesepian, bosan, dan terasingkan dari dunia luar.
Rasa kesepian muncul lantaran ketika ia dirawat, pusat karantina masih sepi. Sejumlah pasien baru dirawat beberapa hari kemudian.
[Gambas:Video CNN]Hari semakin berat sebelum dinyatakan sembuhSelain merasa bosan, ia mulai merasa proses penyembuhan kian menyakitkan hingga membuatnya sempat terpikir akan mati.
Dalam sehari, ia mengatakan bisa mengonsumsi hingga 31 jenis obat. Tak jarang, tubuhnya menolak masuk obat-obat tersebut.
"Kadang-kadang saya minum delapan jenis obat di pagi hari, 13 obat di sore hari, dan 10 obat di malam hari. Saya merasa mula. Air, makanan, dan semuanya membuat saya merasa jijik. Tapi saya kemudian termotivasi dengan tulisan di tembok pusat karantina sehingga saya berusaha agar tetap terhidrasi," kisah Osowobi dalam utas yang ditulis di akun Twitter pribadinya.
 Foto: CNNIndonesia/Basith Subastian |
Ia mengatakan sempat kehilangan nafsu makan, mual, muntah, dan merasakan sembelit.
"Saya pikir saya akan mati, tetapi kemudian terpikir nasib lembaga nonprofit yang saya dirikan (Stand to End Rape)," tulis Osowobi melalui cuitannya seperti dilaporkan
CNN.
Keberadaan lembaga yang didirikannya memberi suntikan semangat dalam menjalani penyembuhan. Setelah serangkaian proses panjang, dokter akhirnya memberikan kabar baik untuk ia.
Tes terakhir yang dilakukannya menyatakan Osowobi negatif virus corona. Ia berharap bisa segera keluar dari pusat isolasi, kendati hingga dua hari kemudian ia masih tetap berada di sana.
Salah satu hasil tesnya kemudian menyatakan ia kembali positif Covid-19. Atas alasan itulah ia diharuskan tinggal beberapa hari di pusat perawatan untuk keperluan observasi.
"Bagi mereka (pasien Covid-19 lainnya), saya adalah mercusuar harapan dan mereka membutuhkan saya agar tetap bisa bersemangat untuk sembuh," ujarnya.
Osowabi akhirnya dinyatakan sembuh total dari Covid-19 dan diperbolehkan meninggalkan pusat karantina pada Senin lalu.
Setelah kembali pulang, Osowabi berharap pemerintah Nigeria bisa meningkatkan kapasitas pengetesan virus corona dan tidak lagi memberikan stigma negatif terhadap pasien.
Pemerintah Nigeria menyerukan agar warganya untuk melakukan isolasi mandiri selama 14 hari di rumah dan menerapkan jarak minimal satu meter (social distancing).
(cnn/evn)