Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden
Amerika Serikat Donald
Trump disebut sempat menolak anjuran menjaga jarak untuk mencegah penyebaran
virus corona.
Pakar Penyakit Menular AS Anthony Fauci mengkonfirmasi sebuah laporan yang mengatakan ia dan pejabat administrasi lainnya telah merekomendasikan implementasi jaga jarak pada Februari, namun ide tersebut ditolak Trump.
"Seperti yang telah saya katakan berkali-kali, kami melihatnya dari sudut pandang kesehatan murni. Kami membuat rekomendasi. Seringkali, rekomendasi diambil. Terkadang tidak. Itu adalah apa adanya," ucap Fauci pada Minggu (12/4) dilansir dari
The Guardian.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejauh ini, lebih dari 530 ribu kasus Covid-19 telah dikonfirmasi di AS, dengan hampir 21 ribu kematian. Pemerintah AS bahkan memperkirakan korban meninggal akan mencapai sekitar 60 ribu jiwa pada Agustus.
Fauci pun secara halus menyampaikan pendapatnya bahwa akan banyak nyawa bisa diselamatkan jika langkah jaga jarak, dan diam di rumah sudah dimulai lebih awal, tepatnya sejak Februari, dibandingkan pada pertengahan Maret.
 Foto: CNN Indonesia/Fajrian |
"Sangat sulit untuk kembali dan mengatakan itu. Maksud saya, jelas, Anda dapat secara logis mengatakan, bahwa jika Anda memulai mitigasi lebih awal, Anda bisa menyelamatkan nyawa. Jelas, tidak ada yang akan menyangkal hal itu," ucap Fauci.
Meski demikian, ia juga merasa pemerintah AS saat itu dihadapkan dengan keputusan yang rumit, sehingga tidak ada yang dapat menebak kebijakan seperti apa yang sepantasnya dilakukan.
Sejak Gedung Putih mengeluarkan imbauan
social distancing pada 16 Maret, sebagian besar wilayah AS telah di-
lockdown, pergerakan ekonomi ditutup sehingga menyebabkan peningkatan pengangguran yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Menanggapi kondisi yang mengkhawatirkan itu, Trump menyuarakan keinginan untuk membuka kembali pergerakan perekonomian AS pada 1 Mei mendatang.
Namun dia mengaku akan mendengarkan masukan dari para penasihat terlebih dahulu.
Beberapa gubernur negara bagian AS merasa skeptis dengan rencana tersebut. Salah satunya, Gubernur New Jersey Phil Murphy. Dia merasa khawatir kebijakan yang dinilainya tergesa-gesa itu akan memperburuk keadaan.
"Jika kita mulai bangkit (membuka
lockdown) kembali terlalu cepat. kita bisa seperti melempar bensin ke api."
(ara/dea)
[Gambas:Video CNN]