Jakarta, CNN Indonesia -- Negara dengan mayoritas penduduk Muslim menghadapi sejumlah dilema menjelang bulan Ramadan tahun ini di tengah merebaknya pandemi
virus corona.
Setengah penduduk Muslim dunia berada di negara-negara Asia. Banyak kebiasaan dari umat Muslim yang tampaknya tidak akan bisa dilakukan pada Ramadan tahun ini akibat sejumlah kebijakan mulai dari keharusan menjaga jarak hingga larangan keluar rumah.
Kebiasaan-kebiasaan itu di antaranya ibadah berjamaah di masjid seperti salat tarawih, itikaf, buka puasa bersama, hingga salat Idul Fitri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejumlah negara seperti Indonesia, Malaysia, Bangladesh hingga negara Timur Tengah seperti Arab Saudi terpaksa memberlakukan pembatasan aktivitas beribadah seperti larangan salat di masjid demi membendung angka penularan corona selama bulan suci Ramadan.
IndonesiaKementerian Agama RI memerintahkan seluruh warga untuk melaksanakan salat sunah tarawih di rumah masing-masing selama bulan Ramadan. Indonesia merupakan negara dengan penduduk Muslim terbanyak di dunia.
Dalam surat edaran Kemenag bernomor 6 tahun 2020, pemerintah RI juga melarang kegiatan buka bersama dan sahur on the road, dan salat Idul Fitri dilakukan di rumah masing-masing.
"Salat Tarawih dilakukan secara individual atau berjamaah bersama keluarga inti di rumah. Buka puasa bersama baik dilaksanakan di lembaga pemerintahan, lembaga swasta, masjid maupun musala ditiadakan," kata Menteri Agama RI Fachrul Razi.
 Foto: CNN Indonesia/Fajrian |
Selain itu, Razi turut menginstruksikan agar masyarakat tak menggelar iktikaf di masjid atau mushola 10 malam terakhir di bulan Ramadan.
Selain larangan beribadah, pemerintahan Presiden Joko Widodo juga melarang warga mudik lebaran. Larangan itu secara tegas dan jelas bahkan ditujukan bagi seluruh pegawai negeri dan anggota TNI-Polri.
MalaysiaAhli kesehatan dan pemerintah Malaysia tengah berdebat soal gelaran bazar makanan yang kerap berlangsung selama bulan Ramadan, terutama menjelang waktu berbuka puasa.
Sejumlah negara bagian di Malaysia seperti Melaka, Negeri Sembilan, Terngganu, dan Selangor telah menerapkan larangan membuka bazar Ramadan tahun ini.
Namun, dilansir
The Straits Times, pemerintah federal Malaysia masih terpecah soal keputusan ini melihat pasar Ramadan yang sangat populer di antara mayoritas warga Muslim Negeri Jiran.
Menteri Wilayah Federal Malaysia Annuar Musa mengindikasikan bahwa pasar Ramadan mungkin akan diizinkan tetap buka selama Ramadan dengan beberapa modifikasi pergerakan dan lalu lintas demi mencegah kerumunan hingga kemacetan.
"Kami berupaya mengubah cara lama dalam menggelar bazar ini. Sebagai contoh, pihak berwenang setempat dapat mengurangi jumlah pasar dan menempatkannya di wilayah-wilayah khusus. Pedagang juga dapat membungkus makanan sebelum dijual sehingga bisa meminimalisir kontak antar-manusia," kata Annuar.
Berlanjut ke halaman berikutnya: Bangladesh, Pakistan, dan Arab Saudi.
BangladeshPemerintah Bangladesh menerapkan larangan melakukan kegiatan di rumah ibadah bagi seluruh agama, termasuk bagi umat Muslim, sampai waktu yang belum ditentukan. Larangan tersebut kemungkinan berlaku sampai bulan Ramadan tiba.
Meski begitu, dilansir kantor berita
Anadolu, pemerintah Bangladesh menuturkan kegiatan salat berjamaah di masjid masih diperbolehkan dengan maksimal terdiri dari lima orang yaitu imam, muazin atau orang yang mengumandangkan azan dan iqamah, dan tiga pengurus masjid.
Sebagian ulama Bangladesh mengecam upaya pemerintah tersebut. Sejumlah pemuka agama Islam konservatif di negara sekuler itu menuntut pemerintahan Perdana Menteri Sheikh Hasina untuk tetap mengizinkan jutaan umat Muslim mengikuti ibadah harian dan mingguan di masjid.
"Jumlah jamaah (masjid) yang ditetapkan oleh pemerintah tidak dapat kami terima. Islam tidak mendukung pembatasan kuota jamaah," ucap anggota senior kelompok Islam garis keras Hefazat-e-Islam, Mojibur Rahman Hamidi, seperti dilansir AFP.
Puluhan ribu orang bahkan menentang penguncian wilayah atau lockdown yang diterapkan Bangladesh demi menghadiri pemakaman imam terkemuka Bangladesh, Jubayer Ahmad Ansari, pada Sabtu pekan lalu.
PakistanTak jauh berbeda dengan Bangladesh, sebagian warga juga menentang kebijakan pemerintah melarang kegiatan di rumah ibadah, termasuk salat ke masjid terutama di bulan Ramadan.
Sebagian warga Muslim Pakistan menganggap ibadah lebih penting dari pada masalah virus corona.
Akibatnya pemerintahan Perdana Menteri Imran Khan tengah berada di dalam tekanan antara melindungi keselamatan warganya atau mengutamakan keinginan umat Muslim di negaranya.
Akhirnya, pemerintah tunduk terhadap tuntutan para ulama untuk melonggarkan larangan salat berjamaah di masjid-masjid meski khawatiri bisa memicu penularan wabah corona lebih luas lagi.
[Gambas:Video CNN]Dilansir
Anadolu, pemerintah Pakistan memutuskan mengizinkan pelaksanaan salat berjamaah di masjid selama bulan suci Ramadan dengan syarat. Beberapa syarat yang diterapkan adalah karpet dan sajadah tidak boleh digelar di masjid, setiap jamaah masjid diminta untuk mencuci tangan selama 20 detik dan wudhu di rumah masing-masing sebelum pergi ke masjid, hingga mengenakan masker selama salat.
Pemerintah Pakistan juga melarang anak-anak dan warga berusia lanjut di atas 50 tahun untuk salat di masjid.
Meski begitu, kebijakan itu akan ditinjau kembali jika tindakan pencegahan tidak dipatuhi warga. Sejauh ini, negara dengan populasi terpadat keenam di dunia itu tercatat memiliki 9.565 kasus corona dengan 201 kematian.
Arab SaudiSetelah melarang umat Muslim di seluruh dunia beribadah umrah ke Makkah dan Madinah, pemerintah Arab Saudi juga telah memperpanjang larangan beribadah serta salat di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi selama bulan Ramadan.
Larangan salat berjamaah termasuk salat tarawih juga berlaku di masjid-masjid seluruh negeri.
Meski begitu, Arab Saudi tetap mengizinkan kegiatan salat di masjid namun tanpa jamaah.
Dilansir
Al Arabiya, Mufti Agung Arab Saudi, Sheikh Abdulaziz Al Al-Sheikh bahkan meminta umat Muslim di seluruh dunia untuk melakukan ibadah di rumah selama Ramadan demi membendung penularan corona.
Per hari ini, Saudi tercatat memiliki 11.631 kasus corona dengan 109 kematian.