WHO Peringatkan Jalan Panjang Keluar dari Krisis Corona

CNN Indonesia
Kamis, 23 Apr 2020 10:27 WIB
Healthcare workers attends to a COVID-19 patient upon his arrival at the Hotel Melia Barcelona Sarria on April 2, 2020 in Barcelona, as the hotel was transformed into a medical structure to treat the least serious cases amid the outbreak caused by the novel coronavirus. - The coronavirus death toll in Spain surged past 10,000 after a record 950 deaths in 24 hours, with the number of confirmed cases passing the 110,000 mark, the government said. (Photo by PAU BARRENA / AFP)
Kondisi salah satu hotel di Spanyol yang diubah menjadi rumah sakit untuk merawat pasien Covid-19. (Foto: PAU BARRENA / AFP)
Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa pandemi virus corona belum akan berakhir dalam waktu dekat.

Pandemi ini bukan hanya memicu ketidakstabilan darurat kesehatan, tetapi juga perekonomian global seiring dengan upaya bisnis bertahan dan jutaan orang kehilangan pekerjaan serta ancaman kelaparan.

"Jangan salah. Kita masih harus menempuh jalan panjang. Virus ini akan bersama kita untuk waktu yang lama," ujar Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi virtual di Swiss seperti dilansir AFP.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ucapannya itu disampaikan seiring dengan terus meningkatnya negara yang terinfeksi, jumlah kasus, dan angka kematian akibat Covid-19.

Hingga saat ini virus corona telah menyebar ke lebih dari 200 negara dengan total 2.624.846 kasus dan 183.120 kematian di seluruh dunia.

"Sebagian besar negara masih dalam tahap awal pandemi. Beberapa yang terkena dampak lebih awal sekarang mulai berupaya bangkit dan melihat potensi gelombang dua penularan virus," ujarnya.

Pernyataan Ghebreyesus ini sejalan dengan ucapan pakar kesehatan di Amerika Serikat yang memperingatkan potensi gelombang dua penyebaran virus corona yang kemungkinan bisa lebih parah.

WHO Peringatkan 'Jalan Panjang' Keluar dari Krisis CoronaFoto: CNN Indonesia/Fajrian

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Amerika Serikat (CDC) juga memperingatkan warganya untuk bersiap menghadapi potensi gelombang dua penyebaran virus yang kemungkinan bercampur dengan infeksi flu musiman saat memasuki musim dingin.

"Ada kemungkinan serangan virus di AS pada musim dingin nanti akan lebih sulit dibandingkan yang baru saja kita lalu," ujar Redfield kepada The Washington Post.

Teguran keras yang disampaikan WHO dikeluarkan ketika sejumlah negara memutuskan untuk melonggarkan hingga mencabut kebijakan penguncian wilayah atau lockdown.

Beberapa negara di Eropa seperti Spanyol, Finlandia, Republik Ceko, Polandia, Jerman, Norwegia, Denmark, dan Prancis mengumumkan untuk melonggarkan lockdown setelah kasus baru virus corona mulai melemah.

[Gambas:Video CNN]

Kesalahan produsen rokok di tengah pandemi

WHO mengungkapkan industri tembakau dan produsen rokok membuat kontroversi salah yang memanfaatkan pandemi virus corona.

WHO mengatakan produsen tembakau telah mencoba memanipulasi kebijakan Covid-19 dengan menawarkan produk gratis kepada orang-orang yang tengah melakukan karantina di rumah.

"Industri tembakau telah membuat kontroversi dan kebingungan tentang risiko nikotin dan produk rokok dengan memanfaatkan #Covid19," tulis WHO.

[Gambas:Instagram]

Padahal faktanya, para ahli kesehatan telah memperingatkan jika tembakau bisa meningkatkan risiko bagi penderita yang memiliki gejala serius Covid-19.

Mengutip situs resmi WHO, penelitian awal menunjukkan bahwa riwayat merokok secara substansial bisa meningkatkan kemungkinan hasil kesehatan yang lebih buruk bagi pasien Covid-19 dibandingkan mereka yang bukan perokok.

Penelitian tersebut mencatat implikasi bagi perokok mengingat virus SARS-Cov-2 memengaruhi sistem pernapasan yang bisa menyebabkan gangguan pernapasan ringan hingga fatal. (afp/evn)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER