Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Kota Hangzhou,
China, berencana menggunakan aplikasi ponsel pintar yang bisa mengakses catatan medis dan kesehatan setiap warganya.
Aplikasi tersebut akan memberikan peringkat dan nilai bagi warga setiap hari berdasarkan tingkat kesehatan masing-masing.
Direktur Komisi Kesehatan Kota Hangzhou, Sun Yongrong, mengatakan pemerintah kota di pesisir pantai itu tengah mencari cara untuk membangun sistem yang dapat memberikan nilai dan peringkat terhadap kesehatan setiap warga berdasarkan rekam jejak medis dan gaya hidup.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikutip dari
CNN, Selasa (26/5), aplikasi ini nantinya akan memberi nilai terhadap kesehatan masing-masing warga berdasarkan pola gaya hidup mereka setiap hari seperti seberapa sering meminum minuman alkohol, merokok, berolah raga, hingga berapa lama waktu tidur setiap orang.
Pola hidup itu akan mempengaruhi poin atau nilai tingkat kesehatan masing-masing warga yang bisa saja turun atau pun meningkat.
Skor kesehatan itu akan diinput ke dalam kode QR digital yang dapat diakses di ponsel masing-masing warga sehingga bisa dipindai kapan saja jika diperlukan.
Komisi Kesehatan Kota Hangzhou merilis sejumlah gambar yang mendemonstrasikan cara kerja aplikasi tersebut.
 Foto: CNN Indonesia/Fajrian |
Aplikasi itu memuat nilai dari 0-100 dan peringkat kesehatan suatu individu dari total 13 juta lebih penduduk Hangzhou. Poin atau nilai yang didapatkan setiap individu itu terkumpul dari setiap aktivitas olah raga, pola makan dan minum, kebiasaan merokok, dan jam tidur yang dilakukan setiap hari.
Sebagai contoh, aplikasi akan memberikan nilai 5 poin bagi individu yang melakukan olahraga 15 ribu langkah. Sementara itu, meminum 200 ml minuman alkohol bisa mengurangi nilai hingga 1,5 poin. Tiga batang rokok per hari juga mengurangi 3 poin dari total nilai yang didapat setiap hari.
Total poin yang didapat tersebut juga menentukan level kesehatan setiap individu berdasarkan warna dari hijau tua (sangat sehat) hingga merah.
Sun mengatakan aplikasi tersebut terinspirasi dari sistem kesehatan yang diterapkan pemerintah pusat terhadap warga berdasarkan ketegori warna. Kategori warna yang bisa diakses warga menggunakan sistem kode QR itu akan menentukan apakah setiap warga bisa bepergian keluar rumah atau tidak.
Kode QR kesehatan itu pun juga dapat berfungsi sebagai pelacak pergerakan setiap warga sebab orang-orang akan memindai kode tersebut saat memasuki tempat umum.
Pemerintah Hangzhou merupakan wilayah pertama di China yang menggunakan sistem kode QR kesehatan ini untuk mengelompokkan warga yang sehat dan warga yang perlu dikarantina.
Namun, Sun mengatakan kode kesehatan itu kini akan menjadi sistem kesehatan wajib yang akan diterapkan meski pandemi virus corona sudah berlalu.
Hal itu menimbulkan kekhawatiran bagi sebagian masyarakat Hangzhou. Aplikasi ini dinilai semakin mengancam privasi warga.
Sejumlah pengguna internet di China mempertanyakan kelayakan aplikasi tersebut. Sebagian warga khawatir penilaian kesehatan berdasarkan pola hidup dirasa sulit diterapkan menggunakan aplikasi, terutama terkait dalam menghasilkan algoritma penilaian berdasarkan kondisi medis suatu individu.
"Ini langkah yang terlalu besar. Tidak peduli seberapa bersedianya warga China mengorbankan privasi mereka dengan imbalan kenyamanan, skor kesehatan ini pasti akan memicu ketidakpuasan dari banyak pengguna," kata seorang pengguna Zhihu, sebuah platform media sosial Negeri Tirai Bambu.
(rds/dea)
[Gambas:Video CNN]