Hasil Autopsi George Floyd Mengarah kepada Tindak Pembunuhan

CNN Indonesia
Selasa, 02 Jun 2020 03:36 WIB
Demonstrators hold placards during a march in central Auckland, New Zealand, Monday, June 1, 2020, to protest the death of United States' George Floyd, a black man who died in police custody in Minneapolis on May 25. Floyd, who after a white police officer who is now charged with murder, Derek Chauvin, pressed his knee into Floyd's neck for several minutes even after he stopped moving and pleading for air. (Dean Purcell/New Zealand Herald via AP)
Demo antirasialisme buntut kematian warga Afro-Amerika, George Floyd. (AP/Dean Purcell)
Jakarta, CNN Indonesia -- Hasil autopsi independen atas kematian warga kulit hitam AS, George Floyd menyebut Floyd meninggal dunia karena sesak napas.

Dilansir CNN, Senin (1/6), hasil autopsi mengarah kepada tindakan pembunuhan dengan melakukan penekanan antara leher dan punggung secara berlebihan sehingga menyebabkan kurangnya aliran darah ke otak.
"sesak napas akibat tekanan yang berkelanjutan."

"Dalam hasil autopsi itu juga disebutkan Floyd meninggal dunia di tempat kejadian," kata Ben Crump, pengacara keluarga Floyd.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam sejumlah video yang beredar, diketahui seorang petugas polisi, Derek Chauvin berlutut sambil menekan keras leher Floyd. Chauvin berlutut di leher Floyd selama 8 menit dan 46 detik, berdasarkan pengaduan yang disampaikan kepada Kantor Kejaksaan Kabupaten Hennepin.
Hasil autopsi independen keluar setelah Pemeriksa Medis Kabupaten Hennepin menemukan "tidak ada temuan fisik" untuk mendukung diagnosis asfiksia traumatis atau pencekikan.

Seperti diketahui, buntut kematian Floyd tersebut, muncul protes antirasialisme di seluruh wilayah AS, bahkan menular ke wilayah lain di dunia termasuk di Eropa. (ain)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER