Jakarta, CNN Indonesia -- Ratusan pengunjuk rasa demonstrasi anti-rasisme terkepung di Jembatan Manhattan setelah barikade aparat kepolisian memblokir jalan keluar di kedua ujung jembatan pada Selasa (2/6) malam.
Koresponden
CNN Jason Carroll melaporkan ratusan pedemo itu bagian dari kelompok pengunjuk rasa yang baru saja menggelar protes di Brooklyn dalam beberapa hari terakhir.
Ratusan pedemo itu dikabarkan berupaya menuju wilayah Manhattan, namun barikade polisi memblokir jalan mereka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
CNN melaporkan sebagian dari para demonstran berupaya mundur dan kembali ke Brooklyn, namun mereka pun terjebak lantaran polisi menutup jalan di kedua ujung jembatan.
"Bagaimana pun caranya, mereka (pedemo) harus berhadapan dengan petugas. Apa pun yang mereka lakukan, mereka akan bertemu dengan banyak petugas yang ada di jalanan malam ini," kata Carroll saat melaporkan langsung dari lokasi.
Carroll menuturkan para kepolisian bahkan telah memarkirkan bus besar dan kendaraan lainnya di area jembatan, seolah bersiap untuk menangkap para pedemo.
 Aksi demonstrasi usai kematian George Floyd. (AP Photo/Michel Euler) |
"Jika mereka (polisi) harus melakukan penangkapan, mereka siap. Mereka punya bus di sini. Mereka mengerahkan sejumlah banyak petugas dengan borgol, jadi jika mereka akan melakukan penangkapan, mereka siap untuk melakukan hal itu," papar Carroll.
Kendati sempat terjadi ketegangan dengan pengunjuk rasa, aparat kepolisian kemudian membuka barikade dan mengizinkan mereka berjalan meninggalkan Brooklyn.
[Gambas:Video CNN]Aparat kepolisian diketahui tidak melakukan penangkapan terhadap para demonstran yang melintasi jembatan Manhattan.
"Kami belum melihat mereka melakukan penangkapan atau menahan orang, membiarkan mereka yang ada di jembatan keluar dari jembatan," kata Carrol.
Amerika Serikat dalam sepekan terakhir tengah menghadapi gelombang aksi antirasisme besar-besaran. Unjuk rasa itu dipicu oleh kematian seorang warga kulit hitam asal Minneapolis, George Floyd pada 25 Mei lalu.
Floyd meninggal kehabisan napas setelah lehernya ditekan oleh seorang anggota polisi kulit putih yang tengah berusaha menangkapnya.
Aksi protes pertama kali pecah di Minneapolis sehari setelah kematian Floyd hingga akhirnya menyebar ke seluruh penjuru AS. Demonstrasi dan gerakan solidaritas untuk Floyd dan anti-rasisme secara keseluruhan bahkan turut berlangsung di sejumlah negara Eropa, Amerika Latin, hingga Asia.
Semula protes di AS berlangsung damai namun kerusuhan tidak terelakkan di beberapa wilayah, terutama setelah oknum pedemo merusak properti kota seperti kantor
CNN di Atlanta, gereja di Washington DC, dan membakar kantor polisi di Minneapolis.
Sejak itu, aparat kepolisian tak segan menggunakan gas air mata, semprotan merica, hingga peluru karet demi meredam para pedemo. Kepolisian juga telah melakukan serangkaian penangkapan selama demonstrasi berlangsung.
(rds/evn)