Jakarta, CNN Indonesia -- Aparat Kepolisian Louisville, Kentucky, Amerika Serikat melepaskan tembakan hingga menewaskan seorang penjual barbeku, David McAtee disela
demo antirasisme kematian
George Floyd pada Senin (1/6).
Video rekaman kamera pemantau (CCTV) yang dirilis polisi menunjukkan McAtee melepaskan tembakan terlebih dulu. Saat itu polisi berupaya membubarkan massa yang berada dekat area tokonya.
Kepala kepolisian Robert Schroeader membenarkan jika pihaknya menembak mati McAtee.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Video ini menunjukkan McAtee menembakkan pistol ketika petugas menyemprotkan merica untuk membubarkan massa di Food Mart dan mendekati tokonya," ujar Scroader seperti dilansir
Associated Press."Video ini tidak bermaksud untuk memberikan jawaban atas kematiannya. Tetapi kami merilisnya untuk memberikan transparansi."
Schriader mengatakan sejauh ini pihaknya tidak mengetahui alasan McAtee melepaskan tembakan. Dua aparat di lapangan melepas tembakan balasan setelah mendengar tembakan dari arah kerumunan massa.
Gubernur Andy Beshear mengatakan video tersebut merupakan salah satu upaya untuk menyelidiki penyebab kematian McAtee. Polisi dilaporkan melepaskan 18 tembakan.
[Gambas:Video CNN]Hasil autopsi menunjukkan McAtee meninggal setelah satu peluru menembus dadanya. Namun saksi mata mengatakan kerumunan massa yang berada di sekitar lokasi kematian McAtee tidak ada kaitannya dengan aksi demonstrasi.
Protes yang terjadi di Kentucky merupakan aksi solidaritas atas kematian perempuan kulit hitam di Louisville, Breonna Taylor dan pria kulit hitam di Minneapolis, George Floyd.
Taylor dilaporkan tewas dengan delapan tembakan setelah detektif mengetuk rumahnya untuk melakukan penggeledahan dugaan kepemilikan narkoba. Polisi tidak menemukan barang bukti yang dimaksud.
Gelombang unjuk rasa antirasisme terjadi selama sepekan terakhir di seluruh Amerika Serikat, hingga mendorong aksi serupa di seluruh dunia. Floy meninggal kehabisan napas setelah lehernya ditekan oleh seorang anggota polisi kulit putih yang tengah berusaha menangkapnya.
Aksi protes pertama kali pecah di Minneapolis sehari setelah kematian Floyd hingga akhirnya menyebar ke seluruh penjuru AS. Demonstrasi dan gerakan solidaritas untuk Floyd dan anti-rasisme secara keseluruhan bahkan turut berlangsung di sejumlah negara Eropa, Amerika Latin, hingga Asia.
Semula protes di AS berlangsung damai namun kerusuhan tidak terelakkan di beberapa wilayah, terutama setelah oknum pedemo merusak properti kota seperti kantor CNN di Atlanta, gereja di Washington DC, dan membakar kantor polisi di Minneapolis.
(ap/evn)