Jakarta, CNN Indonesia -- Pasukan Garda Nasional dilaporkan turun tangan menyemprotkan merica saat bentrokan dengan massa yang berunjuk rasa buntut kematian
George Floyd di Washington DC,
Amerika Serikat.
Aksi itu terjadi ketika aparat kepolisian bersiap memukul mundur pengunjuk rasa di Lafayette Park yang terletak di sebelah kompleks Gedung Putih, karena telah melewati jam malam yang ditetapkan, sekitar pukul 1 dini hari waktu setempat.
Seperti dikutip dari
CNN, Rabu (3/6), pagar-pagar dipasang di Lafayette Park usai bentrokan hebat pecah pada minggu. Polisi berjaga di depan pagar taman untuk mencegah demonstran yang jumlahnya mencapai 250 orang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejumlah pedemo tampak berusaha mendorong pagar. Tak lama kemudian terjadi eskalasi, para pengunjuk rasa melemparkan kembang api dan senjata lainnya ke arah polisi.
Aksi itu kemudian dibalas oleh Garda Nasional dengan menyemprotkan merica ke arah kerumunan.
"Sekarang yang Anda lihat adalah respons dari Garda Nasional DC," kata koresponden
CNN Alex Marquardt dari lokasi kejadian. "Aku tidak melihat polisi taman, ini semua polisi militer."
Para pengunjuk rasa terlihat menyiramkan susu dan air ke wajah dan mata mereka yang terkena semprot merica.
Sebelumnya Kementerian Pertahanan Amerika Serikat menyatakan sekitar 1.600 pasukan militer aktif telah dikerahkan ke Washington DC untuk membantu pihak berwenang sipil mengawasi demonstrasi.
Demonstrasi anti-rasisme itu dipicu oleh kematian seorang warga kulit hitam asal Minneapolis pada awal pekan lalu, George Floyd, pada 25 Mei lalu.
Floyd meninggal setelah kehabisan napas usai lehernya ditekan oleh lutut seorang petugas kepolisian yang tengah menangkapnya.
Demonstrasi pertama kali pecah di Minneapolis sehari setelah kematian Floyd hingga akhirnya menyebar ke seluruh penjuru AS, bahkan dunia.
Semula protes berlangsung damai, namun kerusuhan tak terelakkan dalam unjuk rasa yang terjadi di beberapa wilayah AS.
(dea)
[Gambas:Video CNN]