Trump Tolak Perombakan atau Pemangkasan Anggaran Polisi AS

CNN Indonesia
Selasa, 09 Jun 2020 08:30 WIB
President Donald Trump returns to the White House after visiting outside St. John's Church, Monday, June 1, 2020, in Washington. Part of the church was set on fire during protests on Sunday night. (AP Photo/Patrick Semansky)
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Trump menolak wacana untuk mencabut anggaran atau membubarkan kepolisian, usai kematian seorang pria kulit hitam, George Floyd, akibat kekerasan polisi dan dugaan rasialisme di Minneapolis. (AP/Patrick Semansky)
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menyatakan menolak wacana untuk memangkas anggaran atau membubarkan kepolisian, usai kematian seorang pria kulit hitam, George Floyd, akibat kekerasan polisi dan dugaan rasialisme di Minneapolis, Minnesota, pada 25 Mei lalu.

Trump menyatakan hal itu dalam rapat bersama dengan pemimpin lembaga penegak hukum di Gedung Putih pada Senin (8/6) kemarin.

"Tidak akan ada pencabutan anggaran, tidak akan ada perombakan kepolisian. Dan juga tidak akan ada pembubaran kepolisian, karena polisi membuat kehidupan kita lebih damai," kata Trump, seperti dilansir CNN, Selasa (9/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Trump lantas memuji para pemimpin lembaga penegak hukum dan mengatakan tingkat kejahatan di AS tahun ini menurun.

Menurut Trump, tidak semua polisi berperilaku menyimpang atau mempunyai niat jahat.


"Terkadang kalian melihat hal yang mengerikan seperti yang terjadi baru-baru ini, tetapi sekitar 99.9 persen dari mereka (polisi) adalah orang-orang baik dan mengagumkan, dan mereka sudah bekerja sesuai sasaran," ujar Trump.

Floyd meninggal setelah mengalami tindak kekerasan oleh anggota kepolisian Minneapolis, dengan dalih melawan ketika ditangkap pada 25 Mei lalu.

Lelaki berusia 46 tahun itu ditangkap karena dilaporkan membeli sebungkus rokok menggunakan uang pecahan US$20 palsu, di gerai Cup Foods di Minneapolis. Saat itu dia menganggur sebagai tenaga keamanan, karena tempatnya bekerja di sebuah restoran di Minneapolis tutup sementara akibat pandemi virus corona.

Dari hasil autopsi, Floyd meninggal karena henti jantung. Dia juga dilaporkan terinfeksi virus corona (Covid-19).

Petugas kepolisian Minneapolis, Derek Chauvin, yang menindih leher Floyd dengan lutut saat penangkapan hingga tersangka kehabisan napas dijerat dengan sangkaan pembunuhan tingkat dua, setelah sebelumnya disangka pembunuhan tingkat tiga.

Kepala Kepolisian Houston Texas, Art Acevedo, turut menanggapi wacana pembubaran atau pencabutan anggaran bagi kepolisian.

"Membubarkan kepolisian itu tidak masuk akal. Itu justru mengundang kekacauan," kata Acevedo.

A protester and a police officer shake hands in the middle of a standoff during a solidarity rally calling for justice over the death of George Floyd Tuesday, June 2, 2020, in New York. Floyd died after being restrained by Minneapolis police officers on May 25. (AP Photo/Wong Maye-E)Massa demonstrasi aksi solidaritas atas kematian George Floyd bersalaman dengan seorang polisi di AS. (AP/Wong Maye-E)

Acevedo mengatakan wacana yang digulirkan oleh sebagian aktivis itu justru bertentangan dengan sebagian masyarakat minoritas yang masih membutuhkan perlindungan polisi.

"Masyarakat tidak butuh jumlah polisi dikurangi, mereka ingin dan menuntut kebijakan yang baik," kata Acevedo.

Acevedo mengatakan, kematian Floyd diperkirakan akan menjadi titik balik bagi Amerika Serikat.

"Ada kebangkitan besar yang belum pernah saya lihat selama ini, dan kematian George Floyd akan membawa perubahan secara sistemik di negara kita. Tuhan menjadikan dia kendaraan dan mereka harus meyakini hal itu," ujar Acevedo.

Walikota Atlanta, Keisha Lance Bottoms, juga tidak sepakat dengan wacana merombak atau mencabut anggaran kepolisian.

"Yang masyarakat minta adalah supaya negara menambah anggaran untuk layanan sosial. Saya pikir masyarakat yang tahu proses penganggaran hal itu akan sangat rumit, tetapi saya pikir ide mengurangi atau mencabut anggaran kepolisian tidak tepat, dan kami memilih mengalokasikan anggaran ke program yang penting bagi masyarakat," ujar Keisha.

Menurut Keisha, jika perombakan kepolisian terjadi maka dia khawatir akan memicu orang-orang mempersenjatai diri.


Di sisi lain, persatuan walikota Amerika Serikat (USCM) menyatakan mereka membentuk kelompok kerja untuk mencari jalan keluar terhadap masalah kekerasan polisi dan pola diskriminasi rasial. Kelompok itu dipimpin Walikota Chicago, Tampa, dan Cincinnati.

"Para walikota akan melakukan perjuangan ini. Para walikota berjanji akan merombak rasialisme sistemik yang terjadi di negara ini. Warga kulit hitam di negara ini sudah terlalu lama dikelabui soal janji tentang kesetaraan dan keadilan, dan hal itu harus dihentikan saat ini juga," kata Ketua USCM sekaligus Walikota Rochester, Bryan K. Barnett.

"Ini adalah masalah diskriminasi yang terjadi secara umum di tengah masyarakat kita dan akuntabilitas kepolisian adalah bagian dari masalah yang akan kami cari jalan keluarnya secara menyeluruh," ujar Walikota Chicago, Lori Lightfoot. (cnn/ayp)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER