KILAS INTERNASIONAL

Jurnalis Filipina Bersalah sampai Mahathir Sindir Trump

CNN Indonesia
Selasa, 16 Jun 2020 07:07 WIB
President Donald Trump gives a thumbs-up while walking across the tarmac as he boards Air Force One at Morristown Municipal Airport, Sunday, June 14, 2020, in Morristown, N.J. Trump is returning to Washington. (AP Photo/Alex Brandon)
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. (AP/Alex Brandon)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sejumlah peristiwa terjadi di berbagai belahan dunia pada Senin (15/6) kemarin. Mulai dari jurnalis dan pemimpin redaksi media massa Rappler di Filipina, Maria Ressa, pengkritik Presiden Rodrigo Duterte divonis bersalah sampai eks PM Malaysia, Mahathir Mohammad, sebut Donald Trump bencana. CNNIndonesia.com merangkum sejumlah kejadian tersebut dalam kilas internasional.

1. Pemred Rappler Pengkritik Duterte Divonis Bersalah

Jurnalis Filipina pengkritik Presiden Rodrigo Duterte sekaligus Pimpinan Redaksi situs Rappler, Maria Ressa dinyatakan bersalah atas pencemaran nama baik lewat dunia maya.

Dalam persidangan yang digelar di Pengadilan Manila, Senin (15/6) hakim Rainelda Estacio-Montesa juga menjatuhkan vonis bersalah mantan penulis dan periset Rappler, Reynaldo Santos.

[Gambas:Video CNN]

Pengadilan menjatuhi vonis Ressa dan Santos dengan hukuman minimum 6 bulan dan 1 hari maksimal 6 tahun penjara.

Dikutip dari AFP, Ressa dan Santos bisa bebas dengan membayar uang jaminan sambil menunggu upaya banding dilakukan.

2. Mahathir Sebut Bencana jika Trump Menang Pilpres AS Lagi

Mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, menganggap bencana jika Donald Trump terpilih kembali dalam pemilihan presiden Amerika Serikat November mendatang.

Menurut Mahathir, AS di tangan Trump selama ini telah memperburuk ketegangan dan stabilitas global, terutama terkait persaingan antara Negeri Paman Sam dan China.

"Saya tidak pernah berpikir dia (Trump) akan menang, tetapi ternyata dia menang. Sekarang orang-orang mengatakan masih ada banyak yang akan mendukungnya. Ini akan menjadi bencana," kata Mahathir saat diwawancarai This Week in Asia pada pekan lalu.

[Gambas:Video CNN]

Sementara itu, Mahathir menyatakan dukungannya terhadap rival Trump di pemilu dari Partai Demokrat, Joe Biden. Ia menganggap Biden, mantan wakil presiden AS era Barack Obama, merupakan sosok yang "lebih masuk akal" menjadi seorang pemimpin AS terutama dalam menyikapi masalah rasisme yang kembali mencuat belakangan ini di Amerika.

"Saya tidak tahu apakah dia akan terpilih kembali, tetapi saya berharap Biden akan berbeda dari dia (Trump). Saya mengatakan ke kerabat saya dari AS bahwa saya mendukung Biden (walaupun) saya tidak punya hak memilih," ujar Mahathir.

3. Kasus Corona Terus Bertambah, China Waspada Gelombang 2 Covid

China melaporkan 49 kasus baru virus corona pada Senin (15/6), di mana 36 di antaranya terjadi di Beijing. Penambahan kasus baru itu memicu kekhawatiran gelombang kedua infeksi Covid-19

Penularan lokal virus corona di China sebenarnya sudah dapat dikendalikan tetapi kemudian sejumlah kasus baru terdeteksi di ibu kota pada minggu lalu.

[Gambas:Video CNN]

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

(ayp/ayp)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER