Rusia Klaim 489 Petugas Medis Meninggal karena Corona

CNN Indonesia
Jumat, 19 Jun 2020 05:20 WIB
Petugas medis berpose usai memeriksa kesehatan tunawisma di ruang penampungan, GOR Ciracas, Jakarta Timur, Senin (3/5/2020). Berdasarkan data dari penampungan tuna wisma GOR Ciracas, sebanyak 68  tuna wisma di lokasi tersebut sudah dipindahkan ke sejumlah panti di Jakarta diantaranya Balai Rehab Watunas dan PSBI BD2. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/aww.
Ilustrasi. (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)
Jakarta, CNN Indonesia --

Nyaris 500 petugas medis di Rusia meninggal dunia karena terpapar virus corona saat bertugas di garda terdepan melawan Covid-19.

"489 orang tim medis, sayangnya kami kehilangan hampir 500 rekan kami," ujar Alla Samoilova, kepala badan pengawas kesehatan Rusia, Roszdravnadzor, seperti dikutip AFP pada Kamis (18/6).

Dengan pengumuman ini, Samoilova sekaligus menganulir angka Kementerian Kesehatan pada 26 Mei lalu yang menyebutkan bahwa 101 petugas medis meninggal karena virus corona.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Samoilova mengatakan bahwa data yang diberikan Kemenkes Rusia tersebut "tidak resmi" karena hanya berdasarkan pada "data yang beredar di internet."

"Bukankah seharusnya kita melakukan lebih banyak untuk menegah [kematian petugas medis]? Mungkin ya," ucap Samoilova.

Sebelumnya, Presiden Vladimir Putin mengakui bahwa Rusia kesulitan memasok alat pelindung diri (APD) bagi petugas medis.

[Gambas:Video CNN]

Samoilova mengakui bahwa kekurangan APD tersebut menjadi salah satu faktor tingkat kematian petugas medis begitu tinggi. Namun, ia meyakinkan bahwa saat ini situasi sudah jauh lebih baik.

"Negara memang belum siap saat itu. APD yang tersedia sangat sedikit. Jika saya boleh jujur, memang ada masalah kekurangan pada awalnya. Namun kini, kami sudah tak menerima keluhan petugas medis tak punya APD atau tak bisa mengikuti tes," ucapnya.

Selain APD, protokol keamanan dalam menghadapi pandemi juga menjadi masalah di rumah sakit Rusia sehingga semakin banyak petugas medis menjadi korban.

"Tak selalu bisa memisahkan zona merah bagi pasien yang terinfeksi karena departemen-departemen di rumah sakit terus mengalami perubahan," tutur Samoilova.

Ia kemudian berkata, "Apa yang pandemi ini ajarkan kepada kami? Pandemi ini mengajarkan bahwa kami harus menciptakan budaya aman di tengah petugas medis."

(has)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER