Staf yang bertugas yang dinyatakan positif terinfeksi corona usai kampanye Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Tusla, Oklahoma bertambah. Kali ini dilaporkan dua orang staf positif Covid-19, sehingga total saat ini sebanyak delapan staf.
Direktur komunikasi kampanye Trump, Tim Murtaugh mengatakan kedua staf yang baru dinyatakan positif terinfeksi corona mengenakan masker di sepanjang acara.
"Setelah dites, keduanya dinyatakan positif. Protokol pelacakan segera diaktifkan, karantina langsung dilakukan, dan kontak (dengan staf positif corona) juga sudah ada," kata Murtaugh seperti dikutip dari AFP.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sehari sebelumnya, Murtaugh mengungkapkan enam orang staf kampanye Trump positif virus corona. Ia mengatakan tes dilakukan sebelum kampanye digelar pada Sabtu (20/6) lalu.
Trump tetap menggelar kampanye dalam ruangan (indoor) ketika sejumlah negara bagian di AS masih mencatat lonjakan kasus corona. Tingkat infeksi virus corona di Oklahoma sendiri hingga kini dilaporkan masih tinggi.
Beberapa jam jelang kampanye Trump, pada Sabtu sore, Tulsa melaporkan memiliki 2.206 kasus virus corona. Departemen Kesehatan Negara Bagian Oklahoma mengonfirmasi peningkatan kasus harian Covid-19 terbesar sejak awal pandemi.
Kampanye di Tusla merupakan pertama kalinya sejak virus corona melanda AS pada Maret lalu.
Kendati demikian, kampanye Trump berlangsung sepi. Dari target 100 ribu orang, massa yang datang hanya berjumlah puluhan.
Pembantu kampanye senior Trump, Mercedes Schlapp mengatakan kepada Fox News Sunday, para peserta tidak dapat masuk ke BOK Center, tempat kampanye berlangsung. Dia menyalahkan pengunjuk rasa yang membuat peserta khawatir untuk datang.
Belakangan diketahui jika fan K-Pop dan pengguna TikTok menyabotase kampanye tersebut dengan cara memesan tiket fiktif, tetapi tidak hadir. Alhasil, ribuan bangku di lokasi kampanye kosong. Padahal tim kampanye Trump sebelumnya mengklaim ada satu juta pemesanan tiket acara yang diadakan di Bank of Oklahoma Center pada Sabtu (20/6) malam.
Sabotase ini berawal dari cuitan kampanye Trump pada 11 Juni mendesak orang untuk mendaftar dengan menggunakan ponsel untuk mendapatkan tiket gratis.
Para penggemar K-pop membagikan informasi ke pengikut untuk mendapatkan tiket, namun mereka malah tidak hadir di kampanye tersebut.
(afp/evn)