Kim Jong-un Tunda Tindakan Militer Korut ke Korsel

CNN Indonesia
Rabu, 24 Jun 2020 11:33 WIB
North Korean soldiers march during a mass military parade at Kim Il-Sung square in Pyongyang on October 10, 2015. North Korea was marking the 70th anniversary of its ruling Workers' Party. AFP PHOTO / Ed Jones / AFP PHOTO / ED JONES
Pasukan militer Korea Utara. (Foto: AFP PHOTO / Ed Jones)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pemimpin tertinggi Korea UtaraKim Jong-un memutuskan untuk menunda tindakan militer terhadap Korea Selatan.

Laporan media pemerintah Korea Utara, KCNA seperti mengutip AFP, Kim Jong-un diketahui melakukan pertemuan dengan Komisi Militer Pusat pada Selasa (23/6). Dalam pertemuan tersebut Kim menyatakan akan menunda aksi militer terhadap Korea Selatan.

KCNA tidak menjelaskan mengapa Kim membuat keputusan tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kementerian Unifikasi Korea mengatakan pihaknya dengan cermat dan hati-hati meninjau laporan KCNA. Pertemuan Kim yang dilakukan melalui konferensi video disebutnya sebagai yang pertama.

Korea Selatan mengatakan jika keputusan Kim tersebut sebagai sebuah hal yang tidak biasa. Mengingat sebelumnya Pyongyang melakukan kecaman keras terhadap Seoul.

Ketegangan antara kedua negara terus berlanjut setelah Korea Utara pekan lalu meledakkan kantor penghubung antar-Korea. Sehari sebelumnya, Pyongyang dilaporkan memasang 20 pengeras suara baru di sepanjang perbatasan dengan Korea Selatan. Pengeras suara tersebut memutar pidato dan lagu-lagu propaganda.

Mengutip kantor berita Korsel, Yonhap News Agency, Selasa (23/6), 20 pengeras suara itu diletakkan di beberapa titik di sepanjang Zona Demiliterisasi (DMZ) di perbatasan Korut dan Korsel. Padahal, sebagian dari pengeras suara itu sebelumnya dilepas setelah kedua negara meneken perjanjian intra-Korea dua tahun lalu.

Di sepanjang kawasan DMZ, Korut masih menyiagakan 40 pengerah suara untuk keperluan propaganda. Mereka dilaporkan juga akan mengirim jutaan selebaran anti-Korsel sebagai aksi balasan.

[Gambas:Video CNN]

Juru Bicara Kementerian Pertahanan Korsel, Choi Hyun-soo, menyatakan mereka tetap memantau gerak-gerik pasukan Korut di perbatasan. Dia mengatakan akan membalas perbuatan Korut jika dinilai membahayakan.

"Kami akan mengambil tindakan yang diperlukan tergantung situasi," kata Choi.

Situasi di perbatasan Korut dan Korsel memanas setelah aktivis sekaligus pembelot Korea Utara di Korea Selatan.

Aktivis konservatif dan sejumlah pembelot Korut mengirim selebaran bernada provokatif, disertai uang kertas Dollar AS dan rekaman K-Pop menggunakan balon ke arah Korut.

Dalam sebuah laporan kepada komite pertahanan parlemen, Kemhan Korsel menuturkan Korut sedang membangun sejumlah gudang penyimpanan baru di pangkalan udara Send, Pyongyang.

Dilansir KBS World Radio, Selasa (23/6), pembangunan itu menurut Korsel menjadi pertanda bahwa Korut kemungkinan akan memamerkan sistem rudal balistik antar-benua (ICBM) atau rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selam (SLBM) juga dalam parade militer nanti.

Meski begitu, Kemhan Korsel menegaskan bahwa lima reaktor di situs nuklir Korut di Yongbyon tetap ditutup. Sejauh ini, Seoul juga tidak mendeteksi ada aktivitas apa pun di situs itu maupun di lokasi pengujian nuklir Punggye-ri.

Namun, Kemhan Korsel mengaku pihaknya mendeteksi beberapa aktivitas manusia, peralatan, dan mobilisasi kendaraan di sejumlah situs rudal Korut. Hal itu, menurut Seoul, menandakan Korut masih mengembangkan teknologi rudal jarak pendek, menengah, dan jarak jauh.

Catatan redaksi: Judul mengalami perubahan pada Kamis (25/6) pukul 7.37 WIB.

(afp/evn)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER