Indonesia menyatakan telah mendapat lampu hijau untuk membeli delapan unit pesawat militer jenis MV-22 Block C Osprey dari Amerika Serikat. Kabar ini muncul setelah beredar rumor jika Indonesia terancam batal membeli Sukhoi Su-35 dari Rusia lantaran ancaman sanksi dari AS.
Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Vorobieva menepis kabar tersebut. Dalam konferensi pers virtual pada Rabu (8/7) ia meyakini jika Indonesia belum ada rencana untuk membatalkan pembelian 11 unit Sukhoi Su-35.
Menyoal kecanggihan, keduanya memiliki kelebihan tersendiri. Berikut komparasi kecanggihan pesawat MV-22 dan Sukhoi Su-35.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
MV-22 Block C Osprey
MV-22 Osprey merupakan pesawat tempur yang disokong teknologi tilrotor yang menggabungkan performa vertikal selayaknya helikopter dengan kecepatan dan radius misi seperti pesawat fixed-wing. Pesawat yang diproduksi oleh Boeing dan Bell Textron ini memiliki kemampuan vertical take-off and landing (VTOL), dan short take-off and landing (STOL).
Di negara asalnya, MV-22 Osprey merupakan pendukung korps Marinir. Pesawat ditugaskan untuk menggantikan helikopter CH-46 Sea Knight sejak 2007.
Dilansir dari Millitary, Osprey merupakan pesawat yang unik karena menggunakan dua mesin yang berada di ujung fixed wing. Fixed wing ditempatkan di nasel yang berputar. Nasel bisa dimiringkan ke depan sehingga memiliki konfigurasi penerbangan yang mirip dengan pesawat fixed-win
Mengutip Boeing, teknologi tilrotor membuat MV-22 bisa mendarat dan lepas landas secara vertikal dan bisa mencapai udara jauh lebih cepat dibandingkan helikopter biasa. Pesawat ini bisa mengangkut 24 orang dengan kecepatan dua kali lipat dan jarak lima kali lebih jauh dari helikopter biasa.
Pesawat memiliki kecepatan maksimal 500 km per jam. Pesawat juga memiliki radius misi sebesar 428 nautical mile (nm) atau sekitar 792 kilometer.
MV-22 Osprey memiliki panjang 17 meter, lebar 25,78 meter dan tinggi 6,73 meter. Pesawat memiliki berat sekitar 23,8 ribu kilogram.
Sukhoi Su-35
Pesawat ini menampung satu kru dan memiliki tiga fitur multifungsi yakni pertahanan, pengintaian, dan penyerangan. Didukung dengan mesin Saturn AL-41F1S, berat maksimal pesawat 25,3 ton dan kecepatan maksimal sebesar 760 knot.
Sukhoi SU-35 mampu terbang dengan ketinggian maksimal 55 ribu kaki.
Pesawat ini juga dipersenjatai dengan Meriam otomatis Gryazev-Shipunov GSh-30-1, roket S-25, rudal jelajah anti kapal Oniks, rudal anti radiasi, dan bom udara yang dapat dikendalikan.
![]() |
Di sisi fitur dan teknologi, jet tempur ini dilengkapi fitur radar N035 Irbis-E, sistem pencari dan pelacak inframerah (IRST) 0LS-35. Serta dilengkapi dengan sistem penipu dan pengecoh radar, sonar, inframerah, dan laser L175M Khibiny-M.
Duta besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Vorobieva dalam wawancara eksklusif dengan CNNIndonesia.com di Jakarta pada Selasa (4/2) mengatakan pesawat ini telah diuji kemampuannya dalam kondisi perang sungguhan ketika militer Rusia beroperasi di Suriah dan menerima testimoni sangat baik setelah digunakan.
(ans/evn)