Polisi Filipina Dikerahkan Jemput Pasien Corona Tuai Kecaman

AFP | CNN Indonesia
Kamis, 16 Jul 2020 18:20 WIB
People wear masks as a precautionary measure against the spread of the coronavirus in Manila, Philippines on Tuesday, March 10, 2020. For most people, the new coronavirus causes only mild or moderate symptoms, such as fever and cough. For some, especially older adults and people with existing health problems, it can cause more severe illness, including pneumonia. (AP Photo/Aaron Favila)
IIustrasi penduduk Filipina mengenakan masker di tengah wabah Covid-19. (AP/Aaron Favila)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kepolisian Filipina dilaporkan akan mengerahkan petugas untuk menjemput warga yang dinyatakan positif Covid-19 guna menjalani isolasi di lokasi khusus yang ditetapkan pemerintah, tetapi menuai kecaman dari pegiat hak asasi manusia.

Dilansir AFP, Rabu (15/7), langkah itu diambil untuk memperlambat penyebaran virus dengan meningkatkan pengujian, kembali menerapkan penguncian wilayah (lockdown), dan membangun puluhan pusat karantina untuk mengisolasi pasien dengan gejala ringan.

Untuk mengatasi penularan lokal, polisi akan menemani petugas kesehatan untuk mendatangi rumah-rumah warga yang dinyatakan positif Covid-19, dan membawa mereka ke fasilitas isolasi milik pemerintah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal itu dilakukan jika rumah mereka dianggap tidak memadai untuk melakukan isolasi mandiri, atau jika mereka tinggal bersama anggota keluarga yang rentan terkena virus.

Menteri Dalam Negeri Filipina, Eduardo Ano, pada Selasa kemarin mengatakan bakal mengirim polisi untuk mencari orang yang terinfeksi Covid-19, dan mengancam dengan hukuman penjara bagi siapa saja yang berusaha menyembunyikan gejala Covid-19. Pernyataan Ano lantas menuai kecaman.

“Pencarian ini hanya akan mengintimidasi pasien dan keluarga mereka, dan apa yang akan dilakukan polisi ketika pasien menolak, (apa) menembak mati mereka?,” kata kelompok pemerhati hak asasi Filipina, Karapatan.

Sementara itu, pada hari ini pihak kepolisian tampaknya menolak pernyataan Eduardo Ano. Mereka mengatakan bahwa para petugas hanya akan bertindak sebagai ‘upaya terakhir’ untuk membawa orang-orang yang terinfeksi virus ke pusat-pusat karantina.

“Kami tidak akan, dengan kehendak pribadi, mengetuk pintu rumah masing-masing (orang). Kami akan menemani satuan tugas lokal kota melawan Covid-19 yang dipimpin oleh petugas kesehatan,” kata Wakil Kepala Kepolisian Filipina untuk operasi, Guilermo Eleazar, kepada stasiun radio setempat.

Menteri Pekerjaan Umum Filipina, Mark Villar, mengumumkan bahwa untuk menangani meningkatnya jumlah kasus, pemerintah berencana membangun 50 fasilitas karantina. Dia mengatakan telah menjalani pemeriksaan dan dinyatakan positif terinfeksi virus corona.

Menurut catatan Kementerian Kesehatan Filipina, saat ini ada lebih dari 8.300 pusat karantina dengan lebih dari 73 ribu tempat tidur. Tingkat pemanfaatan rata-rata adalah 32 persen.

Setelah memberlakukan salah satu periode lockdown terpanjang di dunia, Filipina telah melonggarkan pembatasan dalam beberapa pekan terakhir dan memicu lonjakan infeksi baru.

[Gambas:Video CNN]

Hingga saat ini, Filipina memiliki total kasus Covid-19 sebanyak 58.850 orang, dengan penambahan 1.392 kasus baru, 1.614 pasien meninggal, dan 20.976 orang dinyatakan sembuh.

(ans/ayp)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER