Pemerintah Filipina kembali memberlakukan penguncian wilayah atau lockdown mulai hari ini, Kamis (16/7) selama dua pekan hingga akhir Juli mendatang untuk menekan penyebaran virus corona.
Juru bicara pemerintah Filipina, Harry Roque mengatakan sejumlah sektor bisnis tetap dibolehkan beroperasi selama diberlakukan lockdown.
Pemerintah mengatakan akan memperketat lockdown jika dalam dua pekan mendatang kasus Covid-19 di Manila kembali meningkat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengutip The Straits Times, Roque mengatakan Presiden Rodrigo Duterte semula berencana hendak memberlakukan kembali aturan agar warga tetap tinggal di rumah dan membatasi operasional bisnis setelah sebuah studi Universitas Filipina memproyeksikan kasus corona bisa menyentuh 80 ribu pada akhir Juli.
Kasus virus corona di Filipina meningkat lebih dari tiga kali lipat menjadi 58.850 dan 1.614 kematian sejak pemerintah mencabut lockdown dan membuka kembali sebagian sektor bisnis mulai Juni lalu. Filipina menjadi negara dengan jumlah infeksi tertinggi kedua di Asia Tenggara setelah Indonesia.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meningkatkan kekhawatiran tentang potensi meningkatnya orang yang dinyatakan positif terinfeksi virus corona di Filipina. Terlebih setelah kapasitas di sejumlah rumah sakit di Manila telah dipenuhi pasien Covid-19.
Departemen Pendidikan Filipina menargetkan untuk memulai kembali aktivitas belajar pada akhir Agustus, dengan pembatasan belajar di kelas. Nantinya siswa diberi pilihan untuk belajar secara daring, melalui radio, atau menggunakan buku pelajaran.
Selain Manila, pemerintah Filipina sebelumnya juga memberlakukan lockdown kota Cebu hingga 15 Juli setelah terjadi lonjakan kasus Covid-10. Menurutnya, keputusan tersebut diambil karena banyak warga setempat yang melanggar aturan hingga memicu terjadinya lonjakan penularan virus.
"Cebu sekarang menjadi titik pusat penyebaran Covid. Mengapa? Banyak dari Anda yang tidak mematuhi aturan. Jadi jangan kecewa pada saya," ujar Duterte dalam pidato pada Selasa (30/6) malam seperti mengutip Associated Press.
(evn)