AS Dakwa Dua WN China Curi Data Penelitian Vaksin Corona

CNN Indonesia
Rabu, 22 Jul 2020 11:16 WIB
AS menyatakan dua WN China, Li Xiayou (34) dan Dong Jiazhi (33), berusaha meretas data penelitian vaksin Covid-19 dan kekayaan intelektual lain.
Ilustrasi peretas. AS menyatakan dua WN China, Li Xiayou (34) dan Dong Jiazhi (33), berusaha meretas data penelitian vaksin Covid-19 dan kekayaan intelektual lain. (Istockphoto/ Xijian)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kementerian Kehakiman Amerika Serikat telah mendakwa dua peretas asal China yang disebut berusaha mencuri data penelitian vaksin virus corona (Covid-19), dan kekayaan intelektual lainnya dari ratusan perusahaan Negeri Paman Sam dan sejumlah negara lain.

Wakil Jaksa Agung AS untuk Keamanan Nasional, John Damers, mengatakan kedua warga China itu bernama Li Xiayou (34) dan Dong Jiazhi (33). Keduanya diyakini beroperasi di China sehingga berada di luar jangkauan hukum AS.

AS bahkan menuding kedua peretas itu bekerja untuk pemerintah China.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Para peretas bertindak dalam beberapa kasus untuk keuntungan pribadi mereka dan dalam kasus lain untuk kepentingan Kementerian Keamanan Negara China," kata Demers dalam jumpa pers pada Selasa (21/7).

Kementerian Kehakiman menyatakan target peretasan kedua warga China itu terdiri dari ratusan perusahaan, pemerintah asing, organisasi non-pemerintah, individu, hingga aktivis HAM di AS dan luar negeri termasuk Hong Kong dan China.

Sementara itu, Jaksa AS William Hyslop mengatakan kedua peretas itu juga menargetkan berbagai perusahaan di seluruh dunia.

Ia menuturkan Li dan Dong telah meretas sistem komputer dari banyak perusahaan, individu, dan agensi di AS dan seluruh dunia. Informasi hasil peretasan itu berupa sejumlah rahasia, teknologi, data, hingga informasi pribadi yang sensitif dan kemudian dijual.

Wakil Direktur FBI David Bowdich menuturkan kejahatan dunia maya yang diarahkan badan intelijen China tak hanya mengancam AS, tapi juga negara lain yang mendukung persaingan adil, norma internasional, dan aturan hukum.

Tudingan pencurian penelitian vaksin corona ini muncul beberapa hari setelah AS menuduh hal serupa dilakukan oleh Rusia.

AS, Kanada, dan Inggris menuduh Rusia berupaya meretas sejumlah laboratorium mereka untuk mencuri penelitian vaksin corona.

Ketiga negara itu mengatakan kelompok peretas yang disebut APT29 "hampir pasti" terkait dengan intelijen Rusia.

(rds/ayp)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER