Pemerintah Iran menyatakan masih menunggu proses evaluasi dan persetujuan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sebelum membeli dan menggunakan vaksin virus corona (Covid-19) Sputnik-V buatan Rusia.
"Sampai saat ini kami masih menunggu persetujuan dari komunitas dunia, termasuk WHO, sebelum membeli vaksin dari Rusia," kata anggota Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Iran, Alireza Zali, seperti dilansir Al Monitor, Rabu (19/8).
Iran adalah salah satu sekutu Rusia. Mereka saat ini juga berusaha menahan laju penyebaran virus corona yang terus melonjak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Supaya vaksin itu (Sputnik-V) bisa digunakan, WHO sebagai organisasi independen harus menyampaikan penilaian dan menyetujui, tetapi sampai saat ini hal itu belum dilakukan," ujar Alireza dalam jumpa pers di Teheran.
"Setelah ada persetujuan, baru kami akan berunding dengan Rusia untuk mendapatkan vaksin itu," sambung Alireza.
Menurut juru bicara Satgas Covid-19 Iran, Sima Sadat Lari, Sampai saat ini tercatat ada 347.835 orang terinfeksi virus corona di Iran. Dari jumlah itu, sebanyak 19.972 orang meninggal.
Pemerintah Iran sempat dilaporkan memanipulasi jumlah kasus positif dan kematian Covid-19, dengan alasan keamanan dan politik. Namun, mereka membantah tuduhan itu.
Di sisi lain, pemerintah Rusia juga belum melakukan imunisasi Covid-19 bagi masyarakat umum. Mereka yang akan mendapatkan suntikan vaksin baru mencakup para tenaga kesehatan, aparat keamanan hingga guru.
Sedangkan imunisasi bagi warga umum di Rusia akan dilakukan pada Januari 2021 mendatang.
(al monitor/ayp)